Saya mau berbagi pengalaman mengikuti lomba story telling dalam acara Solifest 2022 pada Kamis, 20 Oktober 2022 yang lalu. Pertama, saat mendengar adanya seleksi untuk lomba ini, saya merasa sangat bahagia karena akhirnya setelah hampir tiga tahun berada dalam pandemi, saya dapat kembali merasakan rasanya untuk berlomba secara langsung/ tatap muka sehingga pada hari-H seleksi perlombaan ini saya merasa sangat gugup.

Saya mulai mempersiapkan naskah untuk seleksi sekitar dua minggu sebelum hari-H. Ketika saya memulai penulisan naskah ini, saya bingung cara mengawalinya. Untungnya setelah dibantu oleh seorang teman baik, saya dapat menyelesaikan naskah dengan hasil yang memuaskan. Saya beserta dengan tiga teman lain dipercaya mewakili sekolah dalam Lomba Story Telling di SMP Solideo BSD.

Selama proses persiapan untuk lomba yang berlangsung selama 3 minggu, saya merasa cukup gugup dan takut karena total ada 36 peserta dalam lomba ini dan semuanya pasti cukup berkompeten dalam bidang story telling. Namun, saya tidak kemudian langsung menyerah. Sebaliknya, saya terus berjuang untuk mendapatkan hasil yang terbaik dari apa yang saya miliki. Maka, setelah melalui sekali pergantian naskah, sekali penulisan ulang naskah, dan 3 kali perevisian, saya merasa cukup percaya diri saat hari-H.
Pada hari-H kami semua berkumpul di sekolah pada pukul 06.15 dan bersiap berangkat ke SMP Solideo. Saya beserta dengan ketiga teman lain mempersiapkan penampilan mulai dari penataan rambut, make up, memakai kostum, pembacaan ulang naskah, melatih blocking panggung, dan persiapan lainnya. Tidak lama setelah itu, kami bersiap untuk perjalanan ke SMP Solideo. Pada hari itu, kami ditemani oleh salah seorang guru yaitu, Ibu Yati. Sesampainya di sana, kami langsung mendaftarkan diri kemudian, sarapan roti yang telah disediakan oleh sekolah. Sambil sarapan, kami berlatih.

Tidak lama kemudian, lomba dimulai. Setelah melihat peserta lomba satu per satu maju, saya pun kembali merasakan tekanan yang tadinya sudah menghilang. Sampai nama saya dipanggil pun, hati saya masih berdetak dengan sangat keras. Pada akhirnya, saya hanya mengatakan pada diri sendiri, “Give it your best shot“ dan itulah yang saya lakukan.

Walaupun memang ada banyak hal yang saya sesali, ada banyak hal yang sebenarnya bisa saya lakukan dan persiapkan dengan lebih baik lagi. Namun saya merasa sangat beruntung karena dengan berkat Tuhan, serta dukungan dari Ibu saya, para guru, dan teman-teman, akhirnya saya berhasil mencapai Juara II pada perlombaan ini. Tentunya, saya juga merasa sangat terharu bahwa perjuangan saya selama tiga minggu yang sudah berlalu, tidak sia-sia. Selain itu, saya juga merasa bangga pada diri sendiri karena tidak hanya membawa kebanggaan bagi sekolah, tetapi juga untuk orang tua saya. Terakhir, saya merasa sangat bahagia karena tidak mengecewakan semua orang yang sudah mendukung dan mempercayai saya selama proses persiapan dan pelaksanaan lomba ini.

Selama proses ini, saya mempelajari bahwa daya juang dapat membawamu sangat jauh. Saya menyadari bahwa selama proses ini, saya dapat mencapai hasil yang baik, selain karena adanya dukungan dari orang-orang di sekitar saya, juga karena saya sendiri yakin saya bisa melakukan hal ini dengan sebaik mungkin. Seperti kata Barack Obama, “If you run you stand a chance of losing, but if you don’t run you’ve already lost”.

Akhir kata, untuk teman-teman yang masih suka mengatakan “aku tidak bisa“ atau “aku tidak perlu mencoba karena pasti tidak bisa“. Cobalah mengatakan “aku bisa“ atau “aku akan mencoba“ karena kita tidak pernah tahu potensi kita yang sebenarnya apabila kita tidak pernah mencoba. Seperti kata Roy T. Bennett dalam bukunya “The Light in the Heart” .“Believe in yourself. You are braver than you think, more talented than you know, and capable of more than you imagine.” “Percayalah pada dirimu sendiri. Kamu lebih berani dari yang kamu pikirkan, lebih berbakat dari yang kamu ketahui, dan mampu melakukan lebih dari yang kamu bayangkan.”