Mengisi Waktu Luang dengan Public Speaking

  • Posted: 2020-12-16
  • By: Maria Anargya Adilaksmi 9C-28

Kegiatan Public Speaking adalah kegiatan yang menyenangkan untuk dilakukan oleh saya.  Apalagi untuk mengisi waktu luang di hari Sabtu. Ya… mungkin kebanyakan orang tidak mendaftarkan dirinya karena beranggapan public speaking ada dalam diri setiap orang. Jadi mengapa harus repot-repot mengikuti ekstrakurikuler tambahan tersebut? Saya, Maria Anargya Adilaksmi, termasuk salah satu dari peserta didik yang mengikuti kegiatan tersebut juga awalnya berpikiran seperti itu. Namun, jika dipikir-pikir lagi tidak ada salahnya mencoba hal baru.

Setelah satu jam mengisi dan memilih kegiatan Public Speaking pada google form, saya merasa sedikit kesal karena berpikiran nanti kelas Public Speaking kurang  seru karena banyak latihan berbicara. Namun anggapan di pikiran saya berubah ketika mengikuti pertemuan pertama kelas Public Speaking. Coach (pelatih) kami langsung menyambut peserta ekstrakurikuler Public Speaking dengan hangat. Ia juga mampu mencairkan suasana dingin dan canggung sebelumnya. Pada waktu itu, kami melakukan perkenalan diri terlebih dahulu dan melakukan ice breaking dengan sebuah permainan.

Setelah pertemuan pertama itu, saya berbicara dalam hati, “Kelihatannya seru nih, tapi gue kan udah pernah ikut Public Speaking dulu di kelas 7.” Saya kembali menyesali keputusan untuk memilih ekstrakurikuler Public Speaking ini dan berencana membatalkan keikutsertaan saya dalam ekstrakurikuler ini. Namun hal tersebut tentunya akan membuat guru yang bertugas mengalami kesulitan dalam pendataan peserta ekstrakurikuler. Maka saya berubah pikiran lagi. 

Tibalah pertemuan kedua yang diselenggarakannya setiap 1 minggu sekali. Saya yang awalnya sedang tidak senang, semakin lama merasa gembira dan nyaman ikut ekstrakurikuler Public Speaking. Fix, ini ekstrakurikuler terbaik bagi saya. Mengapa? Alasannya sederhana, ini semua karena peraturannya. Selama pembelajaran kami tidak diperkenankan menggunakan gawai. Hal ini dikarenakan agar peserta ekstrakurikuler Public Speaking lebih fokus mengikuti sesi pelajaran yang disampaikan oleh coach. Selain itu, cara penyampaian materinya juga jelas dan padat sehingga saya dapat mengerti isi materi dengan cukup mudah. Kelebihan dari kelas public speaking ini yaitu adanya penerapan sistem timbal balik antara peserta ekskul dan coach. Kami sebagai peserta dapat mempraktikkan teori yang sudah diberikannya di depan kelas. Awal presentasi di depan kelas, saya sangat grogi. Apalagi sebagian besar pesertanya tidak saya kenali. Di saat itu saya ingat perkataan coach yaitu dalam public speaking, tidak ada materi yang salah. Rasa percaya diri dan keberanian saya pun bertambah. Nah, dari setiap presentasi, kami diberi tanggapan dan masukkan, apakah gaya bicaranya masih kaku, intonasinya dapat ditingkatkan lagi dan sebagainya. Dari situ, kami dapat mengetahui apa yang salah dalam penyampaian materi tadi dan memperbaikinya.

Saya dan siswa lainnya, dalam kegiatan Public Speaking banyak mendapat pengetahuan baru. Segudang harapan juga didapatkan kepada masing-masing individu setelah mengikuti kegiatan ini. Satu hal baru yang saya sadari setelah mengikuti ekstrakurikuler Public Speaking yaitu kami dapat berbicara kepada audience dengan nyaman dan interaksinya pun berjalan dengan lancar. Memang butuh perjuangan dan keinginan untuk maju yang tinggi sehingga dapat memaksimalkan penyampaian materi yang diberikan oleh coach.

         Oh iya, berbicara tentang penyampaian materi, kami diajarkan cara melakukan teknik-teknik yang dapat membantu kami dalam menyampaikan materi di depan umum secara detail. Contohnya yaitu dengan menggunakan filler words atau menutupi kata-kata yang tidak kita sadari, menyelipkan humor atau cara melelehkan suasana, dan cara-cara lainnya. Nah kalian penasaran kan? Tunggu apalagi, ayo ikuti kegiatan ekstrakurikuler Public Speaking yang diselenggarakan Sekolah Santa Ursula BSD sekarang juga. Selain menyenangkan, banyak ilmu dan keuntungan yang dapat diambil. Pembelajaran tidak hanya berpusat pada teori saja, tetapi bisa langsung dipraktikkan dalam kehidupan sehari-harinya seperti saat menyampaikan presentasi di kelas, menyampaikan gagasan, memimpin sosialisasi, dan menjadi pembawa acara. 

 

Dengan teknik yang sudah diajarkan, audience atau penonton dapat memahami materi yang disampaikan dengan jelas. Kalian pasti pernah melihat kalau di kelas, saat presentasi, semua peserta didiknya tidak mendengarkan teman yang sedang presentasi. Kejadian itu mungkin saja dikarenakan keterampilan Public Speaking peserta didik tersebut kurang baik sehingga tidak mendapat menarik perhatian audience. Nah, coba bayangkan jika hal tersebut terjadi pada saat kalian presentasi? Pasti kecewa kan? Nah, dalam kegiatan Public Speaking ini, banyak cara yang dapat dilakukan untuk menanggapi permasalah tersebut.