Oktober menjadi bulan perayaan Hari Pangan Sedunia (HPS). Tidak ketinggalan juga OSIS SMP dan SMA Santa Ursula BSD mengadakan perayaan HPS 2021: BERDIKAMI (Berubah Di Kala Pandemi) pada Jumat, 15 Oktober 2021. Tujuan yang melatarbelakangi kegiatan ini yaitu untuk menumbuhkan kesadaran akan pangan sehat juga kepedulian terhadap sesama terutama yang membutuhkan bantuan. Dengan ini seluruh peserta didik diharapkan bisa berubah bersama ke arah yang lebih baik demi kebaikan dan kesejahteraan sesama.
Pandemi tentunya merupakan waktu yang sangat sulit untuk hampir seluruh masyarakat dunia. Tidak terkecuali orang-orang yang ada di sekitar kita. Oleh karena itu, HPS 2021 ini mengangkat isu berawal dari para petani yang kesulitan menjual produk dikarenakan distribusi yang terhambat. Akhirnya berimbas pada harga pangan yang mengalami kenaikan. Tidak sampai di situ saja, selama masa pandemi ini tingkat konsumsi masyarakat Indonesia mengalami penurunan karena banyak yang terpaksa kehilangan pekerjaannya. Membuat masyarakat kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya termasuk kebutuhan pangan. Namun sayangnya, di sisi lain tetap ada kelompok masyarakat yang secara ekonomi tetap stabil dan tidak terlalu merasakan dampak dari pandemi yang malah menumpulkan rasa penghargaan terhadap pangan juga kesehatan tubuhnya.
Oleh karena itu, kegiatan ini hadir sebagai salah satu aspek kecil untuk mengajak peserta didik menumbuhkan kesadaran dan kepedulian mereka akan sesama serta terhadap permasalahan pangan yang sering muncul di sekitar kita tetapi kurang kita sadari. Dengan kegiatan ini, diajak juga peserta didik untuk ikut serta dalam melakukan tindakan-tindakan kecil yang memiliki dampak yang besar bagi diri sendiri juga tentunya sesama sebagai bentuk nyata akan kesadaran tersebut.
Di hari pelaksanaan acara, seluruh peserta didik SMP dan SMA berkumpul di konferensi video kelas masing-masing pada sesi perwalian di jam terakhir untuk melakukan serangkaian kegiatan. Rangkaian kegiatan ini dipandu oleh ketua dan wakil ketua kelas serta dibantu oleh wali kelas dan beberapa tenaga pendidik pendamping. Pertama, seluruh anggota kelas diberi pemaparan mengenai tujuan dan latar belakang kegiatan peringatan HPS ini. Kemudian, untuk sedikit melepas penat setelah melakukan kegiatan pembelajaran sepanjang hari, diadakanlah sedikit ice breaking dengan bermain kuis tebak gambar bertema HPS. Setiap peserta didik maupun tenaga pendidik bisa menebak benda yang ada pada salah seorang pemain, apabila jawabannya benar maka ada fun facts mengenai gambar tersebut. Begitulah pembuka dari acara ini.
Pada sesi berikutnya, peserta didik dan tenaga pendidik kelas menyaksikan sebuah tayangan video yang dibuat khusus untuk kegiatan memperingati HPS 2021 ini. Video menceritakan kisah dua orang remaja yang hidup di lingkungan dan kondisi yang berbeda dan berbanding terbalik. Geo adalah seorang pelajar pada umumnya, keadaan ekonomi keluarganya mencukupi, dan bisa menikmati berbagai hiburan di rumahnya di kala pandemi ini. Segala aktivitas ia lakukan di rumah semenjak pandemi, mulai dari sekolah hingga menonton serial favoritnya. Namun, pola makannya selama ini tidak sehat, ia seringkali menyisakan bahkan membuang makanan ke tempat sampah, membuatnya terlihat lesu, tidak bersemangat, juga penghargaannya terhadap makanan berkurang. Di sisi lain, Galih menjalani hidup yang penuh tantangan. Ia hanya seorang remaja sama seperti Geo, tetapi keadaan keluarganya kurang mampu secara ekonomi. Ditambah, pandemi ini membuat kondisi keluarganya makin terpuruk. Berjuang mencari sesuap nasi, belajar dengan fasilitas seadanya, dan melewati jam makan menjadi perjuangan sehari-harinya. Gizi yang ia peroleh juga tidak bisa dikatakan cukup.
Kisah kedua tokoh ini memang fiktif, tetapi tanpa disadari banyak sekali di antara kita yang memiliki kondisi kehidupan seperti Geo dan Galih di lingkungan sekitar. Hal ini menjadi masalah-masalah faktual yang terjadi di sekitar terutama selama pandemi ini. Pandemi telah membatasi aktivitas kita dan memaksa kita berkegiatan di rumah bahkan memberikan tekanan psikologis hingga mengakibatkan kejenuhan. Beberapa orang mengalihkan rasa jenuh dan stres ini dengan mengonsumsi makanan kesukaannya secara berlebihan. Akan menjadi jika makanan yang disukai bergizi, tetapi nyatanya masih banyak orang yang mengonsumsi junk food secara berlebihan. Data pun membuktikan bahwa masih banyak masyarakat yang melakukan ini, bahkan setengah dari mereka (atau kita) menjadikan junk food sebagai alternatif sarapan. Padahal sebagian besar telah sadar akan ketidakadaannya nutrisi dan dampak baik bagi kesehatan tubuh.
Di saat sebagian masyarakat mengalami masalah dalam pola makan, sebagian lainnya justru memiliki masalah dalam memperoleh gizi itu sendiri. Semenjak pandemi melanda, banyak aktivitas ekonomi yang terpuruk terutama pada masyarakat kecil. Banyak pekerja dalam bidang formal maupun informal yang mengalami PHK, ditambah pandemi yang menyebabkan kenaikan harga pangan di seluruh dunia. Saat harga pangan semakin mahal, daya beli masyarakat justru menurun. Inilah yang terjadi di masyarakat entah kita sadari atau tidak.
Dengan begitu, seluruh peserta didik diajak untuk melakukan aksi tindak lanjut untuk menanggapi permasalahan ini. Setelah menonton video, setiap peserta didik saling berbagi mengenai pengalaman berdasarkan masalah dalam video kemudian mendiskusikan apa saja yang bisa dilakukan, baik secara individual maupun sebagai kesepakatan kelas. Beberapa contoh aksi yang dilakukan seperti berbagi kepada sesama yang membutuhkan dalam bentuk donasi uang atau pangan, mengonsumsi makanan yang bergizi, tidak menyisakan makanan, berkreasi membuat makanan sehat, dan masih banyak lagi. Peserta didik juga diberi kesempatan untuk membagikan pengalaman aksinya dalam bentuk foto yang dapat dikumpulkan dari tanggal 16 sampai 23 Oktober 2021. Kemudian, foto-foto ini diunggah secara anonim di akun Instagram @pubsma dan akan segara diunggah di majalah elektronik Tribun Ursula.
Perubahan bisa dilakukan oleh siapapun tanpa terkecuali. Hanya dengan uluran tangan yang sederhana dan dalam bentuk apapun pastinya dapat membantu sesama kita. Harapan yang sangat besar diberikan kepada seluruh peserta kegiatan ini untuk mulai melakukan aksi dari sekarang dan tidak hanya ketika HPS, namun untuk seterusnya.
Penulis :
Karol Yangqian Poetracahya XI MIPA 1/19
Servina Viviene Tjindana XII IPB / 29