Pendidikan Seksualitas Kelas VIII

  • Posted: 2019-11-06
  • By: Farrel Justyn A. / VIII E

Pendidikan seksualitas  atau  edukasi seks  adalah kegiatan untuk mengajarkan mengenai kesehatan reproduksi. Tujuan kegiatan ini adalah untuk menyadarkan pentingnya kesehatan reproduksi sehingga tindakan pelecehan seksual maupun penyakit menular dapat dicegah. Pendidikan seksualitas mempelajari tentang organ reproduksi, mencegah adanya bentuk kekerasan seksual dan pemerkosaan, mencegah pernikahan usia muda, mencegah perilaku seks yang tidak aman, mempelajari tentang gender, dan berusaha untuk mewujudkan penghargaan terhadap diri sendiri dan orang lain. Anak-anak sejak usia dini hendaknya mulai dikenalkan dengan pendidikan seksual yang sesuai dengan tahap perkembangan kedewasaan mereka.

Kadang, orangtua merasa canggung dalam menyampaikan pendidikan tersebut. Justru, dengan sikap keliru tersebut, anak (remaja) akan berusaha mencari sendiri pengetahuan yang berhubungan dengan kehidupan seksual dari berbagai sumber yang mungkin kurang layak. Akibatnya, pengetahuan yang diperolehnya pun akan setengah-setengah bahkan mungkin keliru. Berdasarkan latar belakang itulah Sekolah SMP Santa Ursula BSD mengadakan pendidikan seksualitas untuk memberikan wawasan kepada peserta didik.

Pendidikan seksualitas dilaksanakan,pada hari Senin, 14 Oktober 2019 dan Selasa, 15 Oktober 2019 yang bertempat di Aula SMP & SMA Santa Ursula BSD. Kegiatan dibagi menjadi 2 kelas yaitu kelas laki-laki dan kelas perempuan. Pendidikan seksualitas pada hari Senin, dimulai pada pukul 07.00 hingga pukul 12.45, sedangkan hari Selasa, dimulai pada pukul 07.00 hingga pukul 13.30.

Pada hari Senin 14 Oktober 2019, materi pertama dimulai pada pukul 07.30 hingga pukul 09.00.  Pada materi pertama, membahas tentang bagaimana cara menghargai diri kita dengan menjaga kebersihan diri kita (personal hygiene) serta berbicara tentang My Rules yang dibawakan oleh Kak Star.

Acara dimulai dengan sharing tentang menjaga personal hygiene dengan cara, mencuci bagian-bagian tubuh seperti rambut, ketiak, kaki, badan serta menggosok gigi. Hal tersebut bertujuan untuk menjaga kebersihan diri agar tidak terjangkit berbagai macam penyakit. Kita harus mempunyai konsep diri, ‘My Rules’ bertema PANTS yaitu P - Privat are privat, A - Always remember your body belongs to you, N - No means no, T - Talk about secret that upset you, dan S - Speak up. Dari ‘My Rules’, kita diingatkan bahwa tubuh kita adalah milik pribadi, ‘SAY NO’ kepada orang yang berusaha untuk melihat bagian ‘PRIVAT’ diri kita, dan berbicara kepada orang yang kita percaya apabila ada rahasia/sesuatu yang membuat kita sedih atau kesal.

Materi kedua dimulai pada pukul 09.15 hingga pukul 11.15. Pada materi kedua, membahas tentang Aku dan Dia. Pada masa remaja, terjadi puncak emosional yang mengakibatkan timbulnya rasa cinta, rindu, malu, saat bertemu dengan lawan jenis. Puncak emosional inilah yang biasa disebut dengan pacaran. Pacaran memiliki dampak positif dan dampak negatif. Dampak positifnya antara lain adalah memperluas pergaulan; menjaga sikap; serta memiliki perasaan aman, tenang, nyaman, dan terlindung. Dampak negatif pacaran antara lain adalah ‘sex’ bebas; hidup boros dan prestasi yang semakin menurun.

Mencegah adanya hubungan pacaran yang tidak sehat, seperti melakukan kekerasan, ‘sex’ bebas dan lain-lain, maka ada yang disebut pacaran yang sehat. Pacaran yang sehat itu seperti apa? Disebut pacaran yang sehat apabila saling memotivasi, tahu waktu, tidak boros, dan tidak posesif. Di kalangan remaja, khususnya kelas VIII yang mempertanyakan tentang kelegalan berpacaran di usia anak SMP? Pacaran pada umumnya bertentangan dengan aturan yang ditetapkan oleh sekolah tetapi masih saja ada yang berpacaran di lingkungan sekolah. Sebenarnya, yang menentukan pacaran adalah diri kita sendiri dan tentu pacaran memiliki dampak negatif dan positifnya. Oleh karena itu, kita harus bijak untuk memilih apakah kita (siswa kelas VIII) mau berpacaran atau tidak.

Materi ketiga dimulai pada pukul 11.30 hingga pukul 12.45. Pada materi ketiga, membahas tentang harga diri. Harga diri adalah ukuran yang dipakai untuk menilai diri sendiri. Caranya adalah dengan mengendalikan emosi (emosi mempengaruhi pergaulan), menghargai orang lain, dan mengenali diri sendiri (agar lebih percaya diri). Di zaman sekarang, penghargaan terhadap harga diri seseorang mulai pudar. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya cyberbully. Dengan adanya cyberbully orang lain merasa tidak dihargai, depresi, takut, dan sakit. Oleh karena itu, kita (siswa kelas VIII) diajak untuk mencegahnya dengan menjaga dan mengembangkan eksistensi diri (keberadaan diri kita yang dikenal, diakui oleh orang lain), membangun sifat positif dari diri kita, tidak menampilkan sifat-sifat negatif yang mengarah ke bullying.

Pada hari Selasa, 15 Oktober 2019, materi pertama dimulai pada pukul 07.00 hingga pukul 09.00. Pada materi pertama, membahas tentang identitasku atau ‘gender’ yang dibawakan oleh Kak Simon. Gender adalah sikap, peran, tanggung jawab, fungsi, hak, dan perilaku yang melekat pada diri laki-laki dan perempuan. Perempuan memiliki elemen sosial yang berbeda dengan laki-laki. Secara normal, perasaan batin seseorang yang cocok dengan tubuh mereka disebut gender expression. Ekspresi gender seseorang adalah cara mereka membuat orang tahu gender mereka. Gender dipengaruhi oleh budaya setempat, tradisi, pekerjaan, dan lingkungan sosial.

Di zaman sekarang, banyak sekali pekerjaan laki-laki yang ternyata bisa dilakukan oleh perempuan seperti, tukang bangunan, pilot, supir, pengantar ‘online’ atau biasa disebut dengan ojek ‘online’, dan lain-lain. Begitu juga sebaliknya, laki-laki ada yang jago memasak (chef), penjahit, desiner, dan lain-lain. Pekerjaan tidak hanya sebatas satu gender antara perempuan dan laki-laki saja. Tetapi, pekerjaan bisa mencangkup perempuan dan laki-laki. Kemampuan seseorang tidak ditentukan dengan gender.

Materi kedua dimulai pada pukul 09.30 hingga pukul 11.15. Pada materi kedua, membahas tentang menjaga kualitas diri dan juga ‘sex’ yang dibawakan oleh dr. Yudhi. Pada sebagian masyarakat, bicara ‘sex’ dianggap ‘tabu’ (aib, tidak baik, tidak pantas dibicarakan). Tetapi, pendidikan ‘sex’ ternyata bersifat ilmiah, dan wajib diajarkan kepada masyarakat khususnya para remaja untuk menambah pengetahuan akan ‘sex’. Laki-laki (hormon androgen) dan perempuan (hormon estrogen dan progesteron) memiliki alat kontrol  dari dorongan hormon terhadap dorongan seksual. Dorongan seksual pada pria antara lain adalah, mimpi basah dan masturbasi.  Hubungan seksual setelah menikah (persetubuhan), mengakibatkan kehamilan. Tetapi, seringkali didapat bahwa remaja paling tinggi mengalami ‘sex’ pada usia 15-19 tahun. Hal ini tentu beresiko tinggi, sama seperti mengonsumsi miras, rokok, dan zat berbahaya lainnya. Oleh karena itu, pendidikan ’sex’ perlu untuk mencegah tingginya angka kekerasan seksual dan kehamilan remaja pada wanita. Sebagai remaja, kita diajak untuk bertanggung jawab bagaimana cara menggunakannya dan mengetahui rambu-rambu dalam hal membicarakannya terhadap sesama (teman, orangtua, guru, kakak atau orang yang lebih dewasa dan kita nyaman untuk bercerita).

Pendidikan seksualitas sangat diperlukan pada kalangan remaja sejak masa pubertas, baik oleh remaja perempuan ataupun laki-laki. Pendidikan seksual mempelajari tentang organ reproduksi, mencegah adanya bentuk kekerasan seksual dan pemerkosaan, mencegah pernikahan usia muda, mencegah perilaku seks yang tidak aman, mempelajari tentang gender, dan berusaha untuk mewujudkan penghargaan terhadap diri sendiri dan orang lain. Agar, remaja tidak terjerumus dalam pergaulan seksual yang keliru atau tidak sesuai yang mengarah pada seks bebas. Maka, remaja harus memahami pendidikan seksual dalam pergaulan besama teman berbeda jenis kelamin, meningkatkan kewaspadaan serta berhati-hati dalam bergaul. Remaja pun harus memiliki rasa bertanggung jawab atas tindakan berupa hubungan seksual dengan lawan jenis maupun sesama jenis yang mungkin memiliki resiko tersendiri.

Semoga artikel ini, dapat bermanfaat bagi anda yang membacanya terutama para remaja terhadap pendidikan seksual maupun pengetahuan/informasi yang berhubungan dengan pendidikan seksual. Saya berterimakasih kepada kakak-kakak yang telah mengajar kami para remaja selama dua hari ini dalam hal pendidikan seksual sehingga saya dapat merangkum kegiatan tersebut dalam sebuah artikel untuk menambah wawasan pembaca mengenai pendidikan seksual.

 

A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Undefined index: HTTP_REFERER

Filename: views/page_news_detail_unit.php

Line Number: 38

Backtrace:

File: /home/sant9977/public_html/application/views/page_news_detail_unit.php
Line: 38
Function: _error_handler

File: /home/sant9977/public_html/application/views/template.php
Line: 111
Function: view

File: /home/sant9977/public_html/application/controllers/News.php
Line: 167
Function: view

File: /home/sant9977/public_html/index.php
Line: 315
Function: require_once

Back