Menjadi Kader Khas Santa Ursula

  • Posted: 2024-11-19
  • By: Jolene Sulung (XII-C)

Menjadi Kader khas Santa Ursula BSD artinya menjadi seorang pemimpin yang peka dan peduli pada kalangan masyarakat bawah. Menjadi Kader khas Santa Ursula BSD artinya berani menerobos struktur segitiga sosial dan membantu mereka yang seringkali tertindas oleh sistem. Menjadi Kader khas Santa Ursula BSD artinya tidak lagi menjadi pemimpin yang berorientasi pada jabatan dan posisi teratas, melainkan pada tindakan yang didasari pada kepekaan dan kepedulian.

Inilah yang diajarkan selama pelatihan Kaderisasi tiga hari berturut-turut oleh Suster Francesco Marianti, OSU. bersama dengan timnya, Pak Hakim dan Pak Tino. Mungkin terdengar sepele—bahwa seorang pemimpin harus peka dan peduli—tetapi hal inilah yang menjadi aspek tersulit dalam menjadi seorang pemimpin sejati. Seorang pemimpin sejati harus bisa mengesampingkan ego dan memilih untuk membuka hati bagi para orang-orang kecil.

Prinsip-prinsip ini ditempa  dalam diri para Kader melalui serangkaian aktivitas menarik, mulai dari diskusi interaktif, pemaparan materi, menonton dokumenter, dan gim yang didesain untuk mendorong melatih cara dan pola berpikir para Kader. Secara intensif, kami dilatih untuk kritis dalam menganalisis dan cepat tanggap dalam merespons sebuah situasi.

Namun, tantangan sebenarnya menjadi seorang Kader tidak terletak pada pelatihan tiga hari dari Suster Francesco dan timnya, melainkan dalam proses setahun bersama dengan peserta Kaderisasi lainnya untuk berusaha membuat dampak dalam sebuah komunitas. Berbagai tantangan kami hadapi ketika sedang berproses, seperti orientasi kelompok Kaderisasi tahun 2023-2024 dan miskomunikasi.

Pada awalnya, orientasi kelompok Kaderisasi tahun 2023-2024 adalah membuat program literasi yang ditujukan bagi komunitas SMA Santa Ursula BSD untuk meningkatkan literasi. Program ini akan terdiri dari serangkaian gim interaktif dan unik untuk menjaring ketertarikan peserta didik SMA Santa Ursula BSD. Proses pembuatan proposal program pun tidaklah mudah bagi kami. Kami harus melakukan literasi rutin di perpustakaan sekolah untuk mengetahui isu-isu terkini yang sedang terjadi, mulai dari politik, sosial, dan budaya. Isu-isu tersebut akan menjadi dasar dan tema bagi program literasi kami. Dari pandangan kami, program ini akan membantu memperkaya literasi komunitas SMA Santa Ursula BSD sekaligus meningkatkan kesadaran akan masyarakat yang tertindas. Bagi kami, program ini cocok dan ideal untuk dijalankan oleh kelompok Kaderisasi tahun 2023-2024.

Sayangnya, butuh waktu yang lama bagi kelompok Kaderisasi tahun 2023-2024 untuk mengetahui makna sesungguhnya dari menjadi seorang Kader. Kami terlalu terpaku pada kata-kata ‘program’ sampai lupa definisi dari Kader itu sendiri. Kader yang dibutuhkan oleh masyarakat bukanlah Kader yang mencolok dengan programnya yang besar. Kader yang diperlukan masyarakat ialah mereka yang rela berkorban untuk masyarakat kalangan bawah tanpa mencari keuntungan semata bagi diri sendiri.

Jalan menuju kesimpulan ini tentu tidak mudah. Kami, sebagai kelompok Kader, harus mencari sendiri sumber konflik internal kelompok Kaderisasi tahun 2023-2024 dengan petunjuk dan materi yang sudah diberikan sebelumnya oleh Suster Francesco dan timnya. Berbagai opini dan analisis kami diskusikan bersama. Memang terasa dan terkesan kompleks, tetapi justru pada proses inilah, kami benar-benar diubah—ditransformasi—menjadi seorang Kader. Hal ini diungkapkan oleh Ibu Cicil sebagai guru pendamping kelompok Kaderisasi tahun 2023-2024, dan Juro selaku salah satu Koordinator Kaderisasi tahun 2023-2024. Menurut mereka, salah satu hal paling membahagiakan dalam proses kelompok Kaderisasi adalah ketika kelompok Kaderisasi dapat mengidentifikasi akar dari permasalahan yang ada seorang diri, atau dalam hal Kaderisasi, sebagai satu kelompok pemimpin tanpa bantuan dari guru pendamping.

“Proses itulah yang mendewasakan. [Kalian] mencari tahu, menganalisis, dan menyelesaikan masalah itu sendiri—itulah yang mendewasakan dan itulah yang membuat seseorang akhirnya menjadi sepenuhnya Kader. Menjadi Kader artinya belajar kritis dan memahami setiap pribadi yang mempunyai kepribadian berbeda-beda dan memanfaatkan hal tersebut untuk bersinergi bersama-sama,” ungkap Ibu Cicil.

Lantas, dengan analisis akar masalah di depan mata, apa yang sekarang bisa dilakukan oleh para Kader Santa Ursula BSD? Kader yang masih berstatus peserta didik dengan batasan modal, akses, dan koneksi. Menanggapi kesulitan kami, Suster Francesco dan timnya kembali mengingatkan orientasi Kader khas Santa Ursula BSD yang sesungguhnya. Beliau mengisyaratkan bahwa kami dapat mulai berkontribusi dan aktif di komunitas terkecil di sekitar kami, seperti rumah, gereja, terutama sekolah.

Membantu teman-teman yang kesulitan dalam lingkungan sekolah, baik dalam hal akademi maupun sosial; meluangkan waktu untuk berkunjung ke panti asuhan; mengajar teman-teman kita di luar sana yang butuh pendidikan; ikut pelayanan gereja; dan masih banyak lagi. Kepekaan dan tindak nyata ini harus datang dari diri kita masing-masing terlebih dahulu, sebelum akhirnya mengajak orang lain. Inilah peran seorang Kader sejati, yakni memprakarsai tindakan nyata dan menginspirasi banyak orang untuk melakukan hal serupa.

Tentu, sifat dan sikap seorang Kader tidak bisa didapatkan begitu saja. Perlu latihan bertahan-tahun untuk dapat mencerminkan sikap seorang Kader sejati. Ibu Cicil sendiri mengatakan bahwa “[Pelatihan menjadi seorang Kader adalah] sebuah proses hidup. Belajar sebagai Kader khas Santa Ursula [BSD] merupakan sebuah proses menuju keutuhan manusia dengan jiwa Serviam yang memiliki prinsip utama melayani.”

Juro pun menjelaskan beberapa ‘latihan’ yang bisa dilakukan seorang Kader. “Dalam prosesnya, kemampuan dan hati seorang Kader harus terus diasah. Hati bisa diasah dengan memperbanyak interaksi dengan orang-orang di sekitar kita dengan sadar. Dari interaksi tersebut, diharapkan kita bisa menjadi lebih peka dengan keadaan orang-orang di sekitar. Lalu, untuk kemampuan, dalam hal ini analisis kritis, seorang Kader dapat melengkapi analisis pengalaman pribadi atau suatu kasus dengan meminta pendapat orang lain. Di sinilah pentingnya peran Kaderisasi sebagai wadah, di mana terdapat ruang diskusi agar pergerakan yang awalnya bersifat individu dapat ditingkatkan menjadi gerakan atau terobosan bersama.”

Seperti petuah yang diberikan oleh Ibu Eri ketika bertemu dengan kami, “Pemimpin bisa dilahirkan atau bisa dari bakat, tetapi tetap harus dikembangkan dan ditempa mentalitasnya.” Begitu juga dengan Kader khas Santa Ursula BSD. Berakhirnya masa jabatan kami sebagai kelompok Kaderisasi bukan berarti kami berhenti menjadi seorang Kader. Hal ini menyisakan satu pertanyaan terakhir untuk direfleksikan, yaitu: Apakah aku dan aku-aku yang lainnya sudah memakai Kaderisasi sebagai sarana menjadi pemimpin yang peduli?”

Jawaban ada pada proses hidup yang akan kita jalani di lingkungan masyarakat yang luas nanti.

Selamat menjadi Kader khas Santa Ursula BSD. Selamat menjadi pemimpin yang peka dan kritis. Ingat, masih banyak suara tidak terdengar yang membutuhkan Kader sejati.

A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Undefined index: HTTP_REFERER

Filename: views/page_news_detail.php

Line Number: 38

Backtrace:

File: /home/sant9977/public_html/application/views/page_news_detail.php
Line: 38
Function: _error_handler

File: /home/sant9977/public_html/application/views/template.php
Line: 107
Function: view

File: /home/sant9977/public_html/application/controllers/News.php
Line: 90
Function: view

File: /home/sant9977/public_html/index.php
Line: 315
Function: require_once

Back