Setiap tanggal 10 Desember, dunia merayakan Hari Hak Asasi Manusia Sedunia. Tahun ini, kita merayakan Hari HAM yang ke-76 sejak ditetapkannya Deklarasi Universal HAM (DUHAM) oleh Majelis Umum PBB pada 1948. Dilansir dari PBB, tema yang dibawakan untuk Hari HAM Sedunia 2024 adalah,“Our Rights, Our Future, Right now” yang juga berarti “Hak-Hak Kita, Masa Depan Kita, Saat ini”. Dengan tema yang ditetapkan ini, diharapkan dunia semakin menjunjung tinggi hak asasi manusia sebagai pondasi dasar untuk masa depan yang cerah.
Di Indonesia, Kementerian Hak Asasi Manusia menetapkan Hari HAM Sedunia dengan tema “Harmoni dalam Keberagaman Menuju Indonesia Emas 2045”. Tema ini didasari oleh cita-cita bangsa Indonesia yang ingin mewujudkan harmoni di tengah keberagaman yang ada, guna mencapai kemajuan berbangsa dan bernegara yang diimpikan.
Menanggapi peringatan Hari HAM Sedunia, SMA Santa Ursula BSD mengadakan seminar terkait Hari HAM pada Jumat, 6 Desember 2024. Adapun tema seminar ini adalah “Pemajuan dan Penghormatan Hak Asasi Manusia Setelah 25 Tahun Reformasi”. Dalam seminar ini, kami mempelajari tentang makna penting dari Hak Asasi Manusia, serta bagaimana Hak Asasi Manusia sering dilanggar oleh pihak-pihak yang berkuasa guna mempertahankan jabatan dan otoritas. Hal ini menjadi salah satu keprihatinan dari SMA Santa Ursula BSD yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan demokrasi yang “bersih”.
Tidak hanya seminar, SMA Santa Ursula BSD juga mengadakan Focus Group Discussion (FGD) sebagai bekal pengetahuan untuk menghadiri seminar. FGD dilakukan sebanyak dua kali, yakni pada tanggal 14 November 2024 dan 22 November 2024. Topik yang dibicarakan pada masing-masing tanggal pun seputar Munir—tokoh pejuang HAM sekaligus salah satu tokoh pendiri Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS)—dan pembahasan Tragedi Trisakti dan Tragedi Semanggi 1-2. Kedua FGD ini juga menghadirkan pihak eksternal sebagai narasumber yang aktif mengikuti aksi Kamisan sekaligus anggota dari organisasi penggiat HAM.
Dengan diadakannya FGD dan seminar Hari HAM ini, sekolah menegaskan kembali mengenai tiga nilai moral dalam 10 Nilai Santa Ursula, yakni kepekaan, penghargaan, dan tanggung jawab. Seminar Hari HAM yang diselenggarakan sekolah bertujuan untuk menambah wawasan peserta didik tentang berbagai peristiwa kelam di sejarah Indonesia, khususnya peristiwa-peristiwa yang mengandung unsur pelanggaran HAM berat, seperti Tragedi Semanggi pada tahun 1998.
Adapun salah satu buah dari seminar ini adalah slogan atau tagar #Menolak Tidak Tahu. Slogan ini bertujuan untuk mengajak masyarakat, terutama kaum muda untuk peka dan peduli terhadap masa lalu. Ditegaskan dalam seminar ini, bahwa masa lalu harus tetap diingat sebagai pondasi membangun masa depan yang lebih baik.
Narasumber yang hadir pun tidak kalah menarik. Mereka ialah penggiat sekaligus pakar dalam hal hak asasi manusia. Melalui ketiga narasumber, kami mendapat gambaran akan kegiatan Kamisan yang sudah rutin dilakukan 843 kali selama 18 tahun terakhir. Aksi Kamisan ini pertama kali dilakukan pada tanggal 18 Januari 2007 yang digagas oleh Ibu Sumarsih. Melalui aksi Kamisan, masyarakat Indonesia diajak untuk melakukan protes secara damai terhadap ketidakpedulian pemerintah Indonesia perihal pelanggaran HAM berat. Kamisan biasanya dilakukan di depan istana negara menggunakan pakaian serba hitam dan payung hitam.
Seiring berkembangnya zaman, teknologi dan anak muda juga ikut andil dalam aksi Kamisan. Sebanyak 58 aksi Kamisan telah dilakukan di seluruh wilayah Indonesia sebagai hasil inspirasi dari aksi Kamisan di Jakarta, seperti di Bandung, Surabaya, Malang, Padang, Aceh, Yogyakarta, Jember, Purwokerto, dan masih banyak lagi. Uniknya, seluruh aksi Kamisan ini diprakarsai oleh anak-anak muda. “Inilah pemimpin yang diharapkan; pemimpin yang peduli pada kasus HAM,” sahut salah satu narasumber.
Digital activism pun kerap menjadi sarana yang marak digunakan oleh para anak muda. Baik itu berinterkoneksi antaraktivis dari berbagai lokasi, sampai memperluas komunitas aktivis dengan menyebarluaskan pengetahuan dan kepekaan akan hak asasi. Salah satu narasumber pun berbagi cerita mengenai pengalamannya berkenalan dan berdiskusi dengan sesama aktivis muda lewat digital activism. Kenyataannya, banyak anak muda yang merencanakan aksi protes damai terkait isu hak pendidikan, asasi manusia, buruh, bahkan wanita. Pergerakan ini sendiri telah membantah manifesto mengenai keapatisan anak muda terhadap politik, terutama hak asasi.
“Waktu itu, temen-temen-ku di Purwokerto bilang, ‘Mas, kita diikutin.’ Ada juga temen-temen-ku di Medan bilang, ‘Mas, kita di-hack.’” ungkap salah satu narasumber.
Cerita ini pun dilengkapi oleh narasumber lain yang mengungkapkan bahwa “lewat digital activism ini, isu-isu HAM yang tadinya terisolasi di wilayah masing-masing jadi bisa diketahui semua orang.”
Digital activism juga bisa digunakan untuk melindungi hak-hak masyarakat pada zaman ini. Salah satu narasumber membandingkannya dengan Tragedi Trisakti yang pada masanya, belum mengenal apa itu video atau media sosial. Hal ini mempermudah pemerintah dalam menolak gugatan dengan alasan minimnya bukti.
Salah satu narasumber menutup argumennya dengan ungkapan, “Demokrasi akan selamat jika kita semua berani dan mau menolak pelanggaran HAM.” Maka, ada baiknya jika artikel ini ditutup dengan: Apakah kamu berani bersuara mengenai pelanggaran hak asasi manusia?
Severity: Notice
Message: Undefined index: HTTP_REFERER
Filename: views/page_news_detail.php
Line Number: 38
Backtrace:
File: /home/sant9977/public_html/application/views/page_news_detail.php
Line: 38
Function: _error_handler
File: /home/sant9977/public_html/application/views/template.php
Line: 107
Function: view
File: /home/sant9977/public_html/application/controllers/News.php
Line: 90
Function: view
File: /home/sant9977/public_html/index.php
Line: 315
Function: require_once
Lomba Tari Tradisional Kategori Group Tangerang Fashion Festival 2025
MENGUKIR PRESTASI DENGAN DIGITAL ART
Pengalaman Berharga
Menolak Tidak Tahu, Langkah Awal Menghargai Kemanusiaan
Persian: Mengenyam Cerita Melalui Kreativitas dan Tradisi
Hidup dalam Keserasian, Bersatu, Sehati, Sekehendak
Refleksi pada Hari Santa Angela Merici di Kampus St. Ursula Bumi Serpong Damai
Sr. Francesco Marianti, OSU: Pelaku Serviam Sejati
Open House Santa Ursula BSD, Simfoni Kekeluargaan dan Mahakarya Siswa
Program Sekolah Bersih Narkoba SMP Santa Ursula BSD
Bersama Melayani dalam Perayaan Ekaristi
Menjadi Kader Khas Santa Ursula
Sampassador: Upaya Remaja Bergerak Melawan Sampah