Etika Bermedia Sosial

  • Posted: 2023-10-13
  • By: Melania Devika Arsanti VIII A/26

Jumat, 6 Oktober 2023, siswa-siswi kelas VIII dan IX SMP Santa Ursula BSD mendapatkan kesempatan mengikuti kegiatan bersama wartawan KOMPAS. Sosialisasi ini bertema “Etika Bermedia Sosial.” Di kelas VIIIA, kami bertemu dengan Kak Roro sebagai pembicara pada kegiatan kali ini. Kak Roro atau yang memiliki nama lengkap Roro Ajeng Sekar Arum, berprofesi sebagai Digital Strategist dan Content Writer. Ia tertarik dengan dunia sastra sejak ia kecil dan memutuskan untuk menjadikan tulisannya sebagai media ekspresinya. 

Di zaman sekarang, siapa sih yang tidak punya media sosial? Di Indonesia sendiri, sudah ada 167 juta pengguna media sosial. Terdapat juga 353 juta koneksi sinyal ponsel yang di mana, setiap orang dapat memiliki lebih dari satu akun. Tingginya pengguna media sosial meningkat ketika masa pandemi. Semua masyarakat pasti membutuhkan media sosial untuk berkomunikasi di tengah pandemi. Komunikasi merupakan salah satu pentingnya media sosial di zaman ini. Media sosial juga berfungsi sebagai tempat mendapatkannya informasi terbaru. Hal tersebut membuat pengguna media sosial menjadi lebih peka akan kondisi dan isu-isu terbaru. Dengan adanya media sosial, setiap orang bisa mengekspresikan diri mereka di media sosial atau dengan kata lain media sosial adalah ruang ekspresi. 

Berapa lama kalian bermain atau menggunakan gadget dan bermain media sosial? Media sosial sendiri memiliki efek yang dapat mengganggu kehidupan sehari hari. Terlalu lama bermain media sosial dapat menimbulkan masalah kecanduan konten maupun tren. Nah, terdapat juga istilah tsunami konten yang bermakna munculnya konten-konten yang diminati atau tidak diminati. Konten-konten tersebut dapat muncul karena adanya algoritma dari media sosial. Selain itu, keamanan dan privasi data merupakan hal yang sangat perlu dijaga jika memiliki akun di media sosial. Kita dapat memilah data yang ingin dibagikan ataupun tunjukan. 

Media sosial digunakan oleh banyak orang. Setiap pengguna bebas memposting apa yang mereka ingin posting. Pernahkah kalian mendengar atau membaca kata flexing? Kata tersebut sering diartikan sebagai perilaku seseorang yang memamerkan hartanya di media sosial atau lebih singkatnya adalah pamer. Flexing juga bisa diartikan sebagai sikap orang yang tidak memiliki empati. Orang tersebut dengan seenaknya memposting keadaannya yang jauh lebih baik atau enak dari pada orang lain. Hal ini juga merupakan efek dari media sosial.

Berita bohong merupakan permasalahan yang marak terjadi di media sosial. Untuk dapat membedakan berita asli dan hoaks terdapat beberapa tips. Pertama, ketika kita membaca judul berita tersebut, kita jangan langsung percaya. Kita dapat memverifikasi informasi tersebut dengan mencari sumber fakta dari media yang kredibel. Lalu, kita harus memahami perasaan kita ketika membaca berita tersebut. Berita bohong atau hoaks biasanya dapat dengan mudah membuat kita marah ataupun kesal. Kemudian, jika terdapat foto atau video, kita dapat menggunakan situs image.google.com untuk memverifikasi kebenarannya. Jangan lupa untuk melihat tanggal publikasi berita tersebut. Yang terakhir, jangan langsung menyebarkan berita tersebut. Kita semua harus bisa memilah berita yang akan kita baca atau sebar. 

Dalam menggunakan media sosial, terdapat etika untuk tetap menjaga kesejahteraan bersama. Pertama, sebelum memposting sesuatu, cobalah untuk berpikir dampak jangka panjangnya. Kedua, amankan privasi diri. Pastikan kita tidak menyebarkan informasi atau data pribadi ke media sosial karena, apa yang telah kita posting merupakan konsumsi umum. Lalu, jangan lupa untuk mengatur waktu penggunaan media sosial. Dengan mengatur waktu penggunaan, dapat mengurangi resiko kecanduan. Kemudian, hindari cyberbullying, flexing, dan doxing. Jika kita melakukan hal tersebut, akan ada jejak digital yang bisa dikatakan abadi. Yang terakhir adalah, tidak usah baper dengan komentar dan postingan orang lain apalagi sampai menanggapinya dengan cara yang tidak sopan. 

Apa itu READI? READI merupakan kepanjangan dari responsibility, empathy, authenticity, discernment, dan integrity. Responsibility mengingatkan kita untuk siap bertanggung jawab atas apa yang telah kita unggah. Empathy dapat membuat kita sadar untuk memikirkan dampak yang akan ditimbulkan dari postingan kita. Authenticity membuat kita sadar untuk tidak perlu susah payah menjadi orang lain. Jadilah diri sendiri. Lalu ada discernment yang mengingatkan kita untuk lebih teliti dan berpikir kritis ketika melihat berita. Jangan langsung menyebarkan berita yang belum pasti kebenarannya. Yang terakhir adalah integrity yang menyadarkan kita untuk melakukan hal yang benar dan melawan hal yang salah. 

Dari kegiatan ini, banyak sekali ilmu baru yang kami dapatkan. Kami dapat memahami seberapa penting etika dalam penggunaan media sosial. Kami juga tahu seberapa pentingnya tanggung jawab atas apa yang telah dilakukan di media sosial. Kegiatan ini juga membantu kami semua untuk membedakan berita hoaks dengan cara berpikir kritis. Pembelajaran yang telah kami dapat akan sangat berguna untuk masa depan kami. 

 

Setelah sosialisasi ini, saya akan lebih waspada dalam menghadapi berita hoax. Saya akan lebih teliti dan berpikir kritis dalam memilih berita yang akan saya baca atau sebar. Selain itu, saya akan lebih hati-hati dalam mengunggah sesuatu di media sosial. Ketika sedang berkomunikasi dengan teman, saya akan menggunakan bahasa yang sopan. Yang terakhir, saya akan mengajak teman-teman saya untuk menerapkan etika ketika menggunakan media sosial.

A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Undefined index: HTTP_REFERER

Filename: views/page_news_detail_unit.php

Line Number: 38

Backtrace:

File: /home/sant9977/public_html/application/views/page_news_detail_unit.php
Line: 38
Function: _error_handler

File: /home/sant9977/public_html/application/views/template.php
Line: 111
Function: view

File: /home/sant9977/public_html/application/controllers/News.php
Line: 167
Function: view

File: /home/sant9977/public_html/index.php
Line: 315
Function: require_once

Back