Mantrasa, sebuah acara sekolah yang digagas oleh BP OSIS Santa Ursula BSD dan disosialisasikan pada Jumat, 31 Mei 2024, merupakan singkatan dari ‘Mengolah Mental, Rohani, Raga, dan Rasa’. Uniknya, acara tersebut tidak dilakukan dari kelas masing-masing, tetapi telah dibentuk sejumlah 15 kelompok acak yang anggotanya terbaur antara peserta didik kelas X dan XI.
Mantrasa hari pertama dilaksanakan pada hari Rabu, 5 Juni 2024. Di pagi hari ketika bel telah berdering, setiap kelompok bersama pendampingnya telah berada di ruang kelas masing-masing sesuai yang telah ditentukan oleh OSIS. Kegiatan pertama di hari pertama dibuka dengan rutin biasanya, yakni dengan meditasi, doa pagi, dan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Kemudian, kami semua melakukan senam otak yang setelah itu dilanjutkan dengan perkenalan dari setiap peserta didik yang harus menyebutkan nama, kelas, serta tiga pernyataan tentang diri mereka-dua kalimat mitos dan satu kalimat fakta. Di kelompok saya sendiri, Kidung XI-C, kegiatan-kegiatan awal ini merupakan sebuah ice breaking yang seru karena menciptakan lawakan dan tawa yang membuat suasana kelas lebih santai serta akrab.
Setelah selesai saling mengenal, semua peserta didik memulai kegiatan selanjutnya, yakni membuat friendship bracelet dan menghias tote bag. Friendship bracelet yang kami buat akan diacak dan dibagikan ke teman-teman kami bersama sebuah pesan kecil yang kami tulis. Saat aktivitas menghias tas, masing-masing peserta didik melukis berbagai macam motif, seperti gambar bunga, cover playlist, dan masih banyak lagi. Hari pertama Mantrasa kemudian diakhiri dengan penampilan seni dari beberapa peserta didik SMA Santa Ursula BSD yang dibawa oleh para MC Ika dan Rara dari kelas XI. Ada beberapa yang menyanyi solo, band, musikalisasi puisi, bahkan ada pula yang membacakan puisi orisinalnya. Hari pertama Mantrasa ditutup dengan penampilan kejutan dari para guru, yakni sebuah drama singkat yang telah dipersiapkan sejak jauh hari.
Pada Kamis, 6 Juni 2024, hari kedua acara Mantrasa pun dimulai dengan sebuah seminar tentang kesehatan mental oleh Studio Djiwa. Studio Djiwa merupakan sebuah organisasi yang melakukan psiko-edukasi kesehatan mental melalui seni dan kegiatan-kegiatan permainan. Menariknya, founder dari organisasi tersebut merupakan alumnus sekolah kita, Santa Ursula BSD.
Kesehatan mental merupakan suatu istilah yang sering didengar terutama di kalangan anak muda saat ini. Meskipun terdengar jelas, kesehatan mental memiliki pengertian yang lebih luas dari kondisi mental seseorang. Sampai saat ini, masih banyak orang yang belum memahami tentang kesehatan mental dan pentingnya menjaga kesehatan mental mereka. Menanggapi masalah tersebut, OSIS SMA Santa Ursula BSD mengundang Studio Djiwa untuk memberikan seminar terkait kesehatan mental kepada peserta didik pada hari kedua program Mantrasa.
Selama seminar Mental Health, Studio Djiwa membahas topik tentang mengapa remaja saat ini mengalami beban tekanan yang berat dan bagaimana peserta didik bisa membantu diri mereka sendiri untuk mengurangi tekanan tersebut. Ketika kami mendengar istilah “kesehatan mental”, kami secara otomatis berpikir tentang penyakit dan gangguan mental. Namun, sesederhana merasa stres dan cemas merupakan perjuangan mental. Itu juga merupakan kejadian yang tak terelakkan.
Peserta didik SMA mengalami stres hampir sepanjang tahun, baik itu ujian yang akan datang, tekanan dari teman sebaya, harapan orang tua dan sosial, serta pikiran tentang masa depan seperti perguruan tinggi. Kabar baiknya adalah bahwa merasa khawatir dan cemas tentang semua itu adalah hal yang sepenuhnya normal. Perasaan cemas juga bisa menjadi hal yang baik, misalnya, itu bisa menjadi pengingat untuk memastikan bahwa tanggung jawab dan kewajiban diselesaikan.
Remaja tidak hanya menghadapi tuntutan sehari-hari dari tugas sekolah, ujian, dan proyek, tetapi juga tekanan sosial. Selama masa ini, peserta didik sering merasa tersesat dan ingin menemukan tempat dimana mereka merasa diterima: kelompok teman yang tepat, proyek kelompok yang tepat, acara sosial yang tepat. Mereka harus ingat bahwa solusi terbaik untuk itu adalah menjadi diri sendiri. Jika mereka tetap otentik dan menjadi versi terbaik dari diri mereka sendiri, mereka akan menemukan orang-orang yang akan menerimanya apa adanya dan tidak perlu khawatir untuk bersembunyi di balik sebuah topeng.
Setelah seminar selesai, peserta didik pun boleh beristirahat sebelum lanjut ke aktivitas berikutnya, yakni bermain permainan bersama panitia. Beberapa permainan yang telah dirancang oleh panitia Mantrasa misalnya seperti tebak lagu dan wawasan kebangsaan. Tebak lagu adalah permainan di mana setiap orang harus menebak sebuah lagu yang dimainkan di depan kelas. Selain itu, pada sesi wawasan kebangsaan, peserta didik harus menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang sejarah dan budaya Indonesia. Agar lebih semangat, setiap kali peserta didik menjawab pertanyaan dengan benar, mereka diberi permen yupi. Setelah itu, untuk mengakhiri hari kedua Mantrasa, seluruh peserta didik dan guru yang beragama Katolik mengikuti misa akhir tahun yang penyelenggaraannya dibantu oleh peserta didik kelas XD dan XE sebagai petugas koor dan doa.
Tidak terasa, hari ketiga Mantrasa yang dilaksanakan pada Jumat, 7 Juni 2024 telah tiba. Bisa dikatakan bahwa hari ini merupakan hari yang paling ditunggu-tunggu oleh kebanyakan peserta didik karena kami semua akan berolahraga melalui berbagai aktivitas dan permainan yang seru. Ditambah pula, kegiatan-kegiatan ini dilakukan di area luar kelas sehingga peserta didik pun bisa merasa lebih bebas.
Hari dimulai dengan berdoa serta persiapan berupa penjelasan peraturan dari panitia Mantrasa mengenai cara bermain permainan yang akan dilakukan pada hari itu. Setelah selesai persiapan, masing-masing kelompok diperbolehkan melakukan berbagai permainan sesuai urutan yang telah diatur oleh panitia. Untuk permainan pertama, ada kelompok yang melakukan permainan voli sarung. Voli sarung pada dasarnya adalah permainan voli biasa, tetapi uniknya kami tidak menggunakan tangan kita untuk memukul bola, melainkan menggunakan sarung yang dipegang oleh lima orang dalam satu kelompok. Selain itu, ada juga permainanterpal di mana setiap kelompok berdiri di atas terpal. Tujuannya harus berhasil membalik terpal tersebut tanpa ada anggota tubuh para pemain yang menyentuh tanah. Agar lebih seru lagi, panitia akan memberikan satu pertanyaan dan kelompok yang menjawab dengan benar bisa mengeluarkan satu anggota dari terpal sehingga mempermudah dalam proses membaliknya. Selain itu, ada kelompok yang bermain bakiak kuyup, yakni sebuah permainan di mana setiap kelompok harus mengantarkan air dan memasukkannya ke sebuah galon sambil memakai bakiak. Lalu, ada juga permainan estafet di mana ada sekitar 3 kelompok berlomba untuk menaruh bola pantai di sebuah lingkaran hulahop setelah melewati beberapa rintangan. Terakhir ada permainan teluk naga, di mana ada dua kelompok berbentuk barisan yang bersaing untuk meledakkan balon di punggung lawan yang paling belakang. Semua permainan tersebut dilakukan oleh setiap kelompok, dengan urutan yang berbeda-beda.
Ternyata, ada satu permainan yang hampir semua kelompok melakukannya di waktu bersamaan, yakni estafet air. Pada permainan ini, setiap orang membawa ember dan masing-masing kelompok harus berhasil membawa air dari baris depan ke baris belakang sampai mengisi penuh galon air kelompok. Menurut saya sendiri, estafet air merupakan permainan yang paling ditunggu sekaligus paling seru karena bukannya serius menyalurkan air ke dalam galon kelompok, para peserta didik lebih tertarik untuk saling melemparkan air dari dalam ember mereka. Di sini, para peserta didik terlihat senang dan menikmati waktu yang mereka habiskan. Setelah itu, setiap peserta didik diperbolehkan untuk berganti pakaian yang basah ke seragam sekolah, setelahnya kegiatan Mantrasa ditutup oleh MC.
Dari ketiga hari kegiatan ini, dapat terlihat banyak sekali nilai yang tumbuh dan muncul di kalangan peserta didik. Seperti judul kegiatan ini sendiri, banyak permainan dan aktivitas yang melatih rohani, raga, dan mental kita. Kegiatan-kegiatan ini juga memupuk nilai kerja sama, religiusitas, dan penghargaan. Misalnya, di hari pertama kami semua membuat friendship bracelet yang mengajarkan kami untuk saling menghargai dan peduli satu sama lain. Kemudian, di hari kedua ada seminar Mental Health Studio Djiwa dan mengakhiri kegiatannya dengan misa, terdapat nilai religiusitas yang tertanam. Di hari terakhir pun, kami tetap bisa belajar di tengah-tengah permainan yang seru. Melalui permainan seperti voli sarung, estafet, dan lainnya, kami melatih raga kami dan sekaligus belajar tentang kerja sama serta kekompakkan, terutama dengan orang-orang yang bisa saja baru kami kenal dua hari sebelumnya. Maka dari itu, tentu kami bisa setuju, bahwa Mantrasa merupakan kegiatan OSIS yang seru dan asik, dan penuh akan nilai-nilai yang berguna di kehidupan kita nantinya.
Severity: Notice
Message: Undefined index: HTTP_REFERER
Filename: views/page_news_detail.php
Line Number: 38
Backtrace:
File: /home/sant9977/public_html/application/views/page_news_detail.php
Line: 38
Function: _error_handler
File: /home/sant9977/public_html/application/views/template.php
Line: 107
Function: view
File: /home/sant9977/public_html/application/controllers/News.php
Line: 90
Function: view
File: /home/sant9977/public_html/index.php
Line: 315
Function: require_once
Study Tour ke Jerman Bersama Hayden
MASA PENGENALAN LINGKUNGAN SEKOLAH PENGALAMAN SISWA-SISWI KELAS VII SMP SANTA URSULA BSD 2024-2025
MENGOLAH MENTAL, ROHANI, RAGA, DAN RASA BERSAMA SANUR BSD
MASA PENGENALAN LINGKUNGAN SEKOLAH : MENUJU MANUSIA UTUH CERDAS DAN MELAYANI
Goresan Seni Anak Muda Tentang Pancasila
BCA, Berliterasi dengan Cara Asik!
Menyimak Dasar dan Tips Public Speaking
Kelas XI Banyak Drama, deh!
REFLEKSI DUNIA PENDIDIKAN TERHADAP PROSES DEMOKRASI PEMILU 2024
Menjadi Delegasi ke Jepang pada Usia 15 tahun : Pentingnya Fasih Berbahasa dan Literasi
Kegiatan Penyuluhan Kesehatan Tulang Kelas VII SMP Santa Ursula BSD
KEGIATAN PENDIDIKAN SEKSUALITAS KELAS VIII SMP SANTA URSULA BSD