Indonesia Masih Bisa Mengguncang Dunia

  • Posted: 2015-11-09
  • By: Andreas Galih/XI.IPA 2

“Pagi ini, 28 Oktober 1928 kami para pemuda berkumpul disini, di gedung Indonesische Clubgebouw di Jalan Kramat Raya 106, dari berbagai golongan kami datang hanya untuk satu hal yaitu bangsa kami. Hari ini kami para pemuda – pemudi telah bersumpah setia pada bangsa ini, sumpah setia, jangan sia-siakan perjuangan kami jangan remehkan bangsa ini, jangan kau sepelekan Indonesia Raya mu itu, kami semua memimpikan menyanyikan lagu itu dengan gagah berani dan damai, kalau kau enggan untuk mengabdi pada bangsamu marilah kita bertukar nyawa sekarang juga!”

 

Seperti itulah kira-kira, pesan yang akan disampaikan para pemuda-pemudi pada tahun 1928 kepada kita, para penerus mereka, kepada kita, masa depan bangsa. Untuk menghormati usaha para pemuda-pemudi yang telah mempersatukan perjuangan bangsa Indonesia lewat sumpah setia mereka, maka pada tanggal 28 Oktober 2015 peserta didik SMP dan SMA Santa Ursula BSD mengadakan upacara bendera. Seluruh petugas upacara merupakan peserta didik kelas X yang dilatih secara mandiri oleh tim Rindam Jaya SMA Santa Ursula BSD. Upacara yang dimulai tepat pukul 07.00 berjalan dengan lancar dan khidmat terutama saat pembacaan Sumpah Setia Pemuda-Pemudi oleh tiga orang petugas.

 

Tampak terlihat para peserta upacara seperti dibawa menuju ke suasana Sumpah Setia 87 tahun yang lalu. Sebuah pesan bagi seluruh peserta didik yang merupakan generasi muda penerus bangsa coba dibangun melalui sebuah orasi yang disampaikan dengan penuh semangat oleh Naura XII IPA 3 , sebuah pesan agar kita para generasi muda bangsa mau aktif membangun bangsa, turut bertanggung jawab atas masa depan bangsa, ingin kita bawa kemanakah masa depan bangsa Indonesia, dalam orasi tersebut disebutkan juga dengan tegas dan jelas, perkataan Bung Karno “ Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia.”Upacara yang dilakukan di lapangan upacara SMP/SMA Santa Ursula BSD itu diakhiri dengan menyanyikan lagu Bangun Pemudi-Pemuda dan lagu daerah Hela Rotane, peserta didik dan seluruh peserta upacara turut serta menyanyikan kedua lagu tersebut dengan gembira.

 

Selepas upacara peringatan Sumpah Pemuda, peserta didik SMA Santa Ursula BSD mengikuti talk show bersama dua narasumber : Bapak Syarif Abadi dan Bapak Ignatius Tri Handoko dengan dimoderatori oleh Michelle Gouw peserta didik XII.IPA 2.

 

Bapak Syarif Abadi merupakan salah satu pendiri dari Yayasan Bantuan Coffee yang bergerak dalam bidang bantuan hukum bagi para korban human trafficking. Bapak Ignatius Tri Handoyo merupakan mantan Direktur Utama PT. KAI Commuter Jabodetabek. Kedua narasumber merupakan sosok pemuda bangsa yang memiliki integritas tinggi dalam pengabdian mereka kepada bangsa  melalui pekerjaan yang mereka lakukan. Bapak Ignatius Tri Handoko berhasil melakukan perubahan ke arah yang lebih baik bagi pelayanan KRL (kereta Rel Listrik) yang beroperasi di Jakarta, mulai dari perbaikan sumber daya manusia, perbaikan infrastruktur dan sistem tiket elektronik sampai menanggulangi jumlah penumpang yang naik di atap kereta. Di tangan beliau pula PT KAI Commuter Jabodetabek mengalami revolusi dan penambahan jumlah penumpang.

 

Bapak Syarif Abadi adalah pendiri Yayasan Bantuan Coffee yang berhasil menampung dan membantu proses hukum bagi para korban perdagangan manusia secara cuma-Cuma. Beliau berhasil membiayai seluruh proses rehabilitasi korban perdagangan manusia dengan berjualan kopi yang dipasarkan di Eropa. Kedua sosok narasumber tersebut memberikan banyak pelajaran dan mampu membakar semangat peserta didik yang mengikuti talk showkarena banyak pertanyaan-pertanyaan kritis dan menarik yang diajukan kepada kedua narasumber. Dalam talk show tersebut Bapak tri Handoko berpesan agar peserta didik memiliki integritas dan berani bertanggung jawab atas masa depan bangsa, atas banyak orang, “be the man for others,” itulah yang dikatakan oleh Bapak Tri Handoko.

 

Sumpah Setia Pemuda memang sudah terjadi 87 tahun yang lalu, namun apa yang bisa diberikan sebagai bentuk penghargaan dan meneruskan perjuangan para pendiri bangsa? Bukan dengan mengangkat senjata, tapi angkatlah bukumu, singsingkan lengan bajumu, siaplah bekerja sama mengharumkan nama bangsa, apa yang bisa kamu berikan untuk mengharumkan dan membangun bangsamu sekecil apapun, lakukanlah. Mari pemuda-pemudi Indonesia, kita guncang dunia!