LIVE IN KELAS XII SMA SANTA URSULA BSD
KULON PROGO

  • Posted: 2018-09-03
  • By: L.M Sudartanti Purworini, Hieronymus Yuwan Pratama

Kamipun pulang dan beristirahat
Di kamar aku merenung
Betapa bedanya kehidupan orang kota dan desa
Ramah dan kesederhanaan terpampang jelas
Rumah yang sederhana
Orang yang sederhana

Sepenggal ayat puisi berjudul “Arti Dari Kata Sederhana” karya Wynonna siswi kelas XII IPA 1 ini merefleksikan makna program live in Santa Ursula BSD bagi dirinya. SMA Santa Ursula BSD percaya bahwa melalui program yang sudah dipersiapkan ini, peserta didik akan belajar secara langsung tidak hanya teori dan nilai yang terjadi dalam kelas saja. Sekolah percaya bahwa desa akan menjadi laboratorium hidup bagi peserta didik, jika persiapan, proses dan evaluasinya dilaksanakan dengan baik. Program memang menjadi bagian penting untuk mengembangkan peserta didik menjadi pribadi yang utuh, cerdas dan mau melayani, sesuai visi dan misi sekolah.

Pada tahun 2018 ini, Kulon Progo sekali lagi menjadi tempat bagi peserta didik kelas XII SMA Santa Ursula BSD untuk menjalankan program live in. Kawasan Kulon Progo dianggap representatif bagi proses belajar peserta didik SMA Santa Ursula BSD. Mereka termasuk anak perkotaan yang perlu untuk belajar dari ritme hidup dan kearifan lokal masyarakat desa. Kehidupan dan kearifan budaya warga desa dianggap masih alami dan belum tergerus arus globalisasi. Beberapa desa yang menjadi tempat live in adalah Balong, Tetes, Samigaluh, Barasan, dan Kagok. Desa-desa ini menjadi tempat ngenger bagi peserta selama 4 hari, mulai dari tanggal 26-30 Agustus 2018. Seluruh desa tersebut berada di puncak perbukitan Menoreh, Jawa Tengah yang memiliki bentang alam yang indah dan alami. Secara khusus desa ini termasuk dalam wilayah Paroki Boro.

Wilayah tersebut memiliki kontur jalan menanjak dan menurun yang tajam, beberapa jalan desa masih tanah berbatu dan disemen secara sederhana dari swadaya warga desa, jarak antar rumah cenderung jauh, dan penerangan yang kurang memadai pada waktu malam. Hal inilah yang menjadi tantangan bagi peserta didik dan para pembimbing. Program live in semakin menantang bagi peserta didik karena bertepatan dengan musim kemarau sehingga wilayah tersebut dilanda kekeringan, air menjadi sangat sulit didapatkan. Melalui keadaan ini diharapkan peserta didik belajar dan memetik makna yang baik dari keterbatasan tersebut sehingga mereka sadar untuk lebih hemat air.

Romo Harris, OSC yang memimpin perayaan ekaristi pembukaan live in mendoakan agar Tuhan selalu memberikan perlindungan dan bimibingan dari Roh Kudus selama mengikuti program live in. Ia berharap agar peserta didik mau terbuka belajar dari kesederhanaan dan kearifan lokal yang ada, serta tidak mengeluh dan selalu bergembira menjalankan program ini.

A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Undefined index: HTTP_REFERER

Filename: views/page_news_detail_unit.php

Line Number: 38

Backtrace:

File: /home/sant9977/public_html/application/views/page_news_detail_unit.php
Line: 38
Function: _error_handler

File: /home/sant9977/public_html/application/views/template.php
Line: 111
Function: view

File: /home/sant9977/public_html/application/controllers/News.php
Line: 167
Function: view

File: /home/sant9977/public_html/index.php
Line: 315
Function: require_once

Back