Bagaimana rasanya hidup di desa?
Pertanyaan serupa barangkali sering kali terlintas di benak kita. Tampaknya kehidupan di desa terlihat baik-baik saja, berkebalikan dengan kehidupan yang kita jalani di kota? Asap-asap kendaraan yang menganggu pernafasan, tugas sekolah yang selalu ada setiap hari, dan rutinitas yang biasa-biasa saja terkadang membuat kita berharap kita lahir di desa daripada di kota. Padahal, segala sesuatunya lebih tersedia dan mudah diakses di kota.
Ternyata, SMA Santa Ursula BSD memberikan kami, angkatan ke-21, kesempatan untuk menjalani kehidupan yang 180° berbeda selama satu minggu di Kulon Progo, Yogyakarta. Perjalanan ini disebut dengan kegiatan Live In yang diselenggarakan pada tanggal 25 hingga 31 Agustus 2018. Pada siang hari, kami semua berkumpul dan bersama-sama menaiki bus yang akan membawa kami ke Yogyakarta.
Ada lima desa utama yang menjadi lokasi berlangsungnya Live In, diantaranya Samigaluh, Balong, Tetes, Kagok, dan Bangun Rejo. Sebanyak 153 peserta didik mengikuti kegiatan ini, ditambah dua tenaga pendidik sebagai pendamping untuk setiap kelompok kecil yang terdiri atas 16-20 orang. Satu per satu, kelompok kecil itu berangkat menuju wilayah masing-masing menggunakan bus mini atau truk kuning. Ketika semuanya sudah tiba, setiap pasangan diperkenalkan kepada keluarga asuhnya dan kegiatan Live In pun dimulai.
Selama tinggal di desa, kami diharuskan untuk mengikuti segala kegiatan keluarga asuh kami. Ada keluarga petani, peternak, pengrajin, pedagang, dan masih banyak yang lainnya. Namun, jika mendapatkan keluarga yang tidak bekerja, maka pekerjaan setiap hari hanyalah memasak, mencuci, mandi, makan dan tidur. Pengalaman ini mengajarkan kami bahwa tidak mengerjakan apa-apa justru lebih melelahkan daripada bekerja.
Di desa, rasa persaudaraan antara satu orang dengan yang lainnya sangatlah erat. Jarang sekali terjadi konflik. Rasa syukur terhadap apa yang mereka punyai juga sangat terlihat. Kita yang hidup di perkotaan sering kali lupa akan rasa syukur itu, menginginkan semua secara berlebihan. Rasa tidak menghargai kepunyaan kita itu tumbuh dalam diri kita. Satu minggu tinggal di desa menyadarkan kami semua agar selalu bersyukur atas kehidupan yang kami miliki.
Sangat banyak hal penting yang bisa dipetik dari kegiatan ini. Semua pelajaran itu hanya akan didapatkan jika kita memaknai pengalaman Live In dengan sungguh-sungguh.
Severity: Notice
Message: Undefined index: HTTP_REFERER
Filename: views/page_news_detail_unit.php
Line Number: 38
Backtrace:
File: /home/sant9977/public_html/application/views/page_news_detail_unit.php
Line: 38
Function: _error_handler
File: /home/sant9977/public_html/application/views/template.php
Line: 111
Function: view
File: /home/sant9977/public_html/application/controllers/News.php
Line: 167
Function: view
File: /home/sant9977/public_html/index.php
Line: 315
Function: require_once
Asik Bermedia Sosial Bersama Wartawan Kompas
Hari Pangan Sedunia: Cegah Stunting, Tingkatkan Nilai Gizi !
MENGINTIP KESERUAN SEKOLAH MELALUI OPEN HOUSE 2023
Phalamoedya: Yang Muda Yang Berkarya
Tips Jitu Menulis Karya Ilmiah Bersama Bapak Ibnu Wibowo!
Literasi Jembatan Prestasi
Tips and Tricks Menulis Kisah Perjalanan: Sebuah Seminar dalam Rangka Bulan Bahasa oleh Agustinus Wibowo
Outward Bound Indonesia Menantang Kamu!
Sepasang Mata: Drama Musikal dari Hati ke Hati
Menuju Kesetaraan Pendidikan Melalui Pasar Modern 2.0
STREAM: STRATEGI SIKAPI PERKEMBANGAN ZAMAN
PENGALAMAN BERHARGA DARI PELATIHAN DI BATALYON ARHANUD
Membangun Jiwa dan Raga Bersama Arhanud
Pengalaman Sprachcamp di Jerman
Berpendapat Bersama SERASI: SILENCE
Ayo Ikut Serasi!
Gerak-Gerik Mencintai Lingkungan Pemilahan Sampah dan Pengomposan
Berkenalan dengan SEMOSA: Senam Otak Sanurian
Upacara HUT RI Santa Ursula 2022
Berubah Di Kala Pandemi