Pewartaan Injil dari Vatikan ke Indonesia

  • Posted: 2024-09-20
  • By: Maria Levenia Kusnadi (XI-E/25) | Yohanes Sutraguna (XI-B/23) | Foto oleh : Yohanes Sutraguna (XI-B/23)

Pada tanggal 3 sampai 6 September 2024, Paus Fransiskus melakukan perjalanan apostoliknya ke Indonesia sebagai bagian dari tur Asia-Pasifik. Misa bersama dengan Paus Fransiskus sendiri digelar pada 5 September 2024 di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) dan Stadion Madya. Misa ini juga ditayangkan secara live streaming di seluruh gereja Indonesia dan berdurasi sekitar 1 jam 30 menit. 

Kebetulan, Sekolah Santa Ursula BSD mendapat kesempatan untuk mengikuti misa tersebut secara langsung di Stadion Madya. Pesertanya mulai dari para guru unit TB hingga SMA serta peserta didik unit SMP dan SMA. Untuk unit SMA, pihak sekolah memberikan kuota kepada setiap kelas untuk mengikuti Misa Agung bersama Bapa Suci Paus Fransiskus. Pembagian kuota setiap kelas telah disesuaikan dengan banyak kuota yang tersedia bagi sekolah. Untuk peserta didik kelas X mendapatkan kuota sebanyak 6 anak per kelas, kelas XI mendapatkan kuota sebanyak 8 anak per kelas, sedangkan peserta didik kelas XII mendapatkan kuota sebanyak 7-9 anak per kelas (menyesuaikan dengan jumlah anak per kelas), tidak termasuk dengan anggota OSIS yang beragama Katolik. Para peserta yang berhasil mendapatkan kuota kemudian dibagi menjadi beberapa kelompok kecil sesuai arahan dari sekolah. Tiap  kelompok terdiri dari 11-15 orang. 

Sebelum berangkat, para peserta diberikan perlengkapan seperti wristband  yang berisi informasi tempat duduk, bendera merah putih, dan slayer dengan warna biru muda untuk guru dan jingga untuk murid. Rombongan peserta dari Sekolah Santa Ursula BSD berangkat pada pukul 11.00 WIB dari BSD dan tiba di pintu masuk sekitar pukul 13.00 WIB di area GBK. Setelah turun dari bus, para peserta harus berjalan kembali sekitar 15 menit untuk mencapai ke area Stadion Madya. Sebelumnya, dilakukan pengecekan oleh para petugas sebanyak 5 kali untuk memastikan seluruh barang yang dibawa aman untuk dibawa masuk ke area stadion. Setelah selesai melakukan pengecekan, peserta langsung menuju ke tempat duduknya masing-masing. Peserta didik unit  SMA mendapatkan tempat duduk di area Brown D2. 

Dikarenakan masih ada beberapa jam untuk menuju ke misa pukul 17.00 WIB, maka dibuatlah serangkaian acara yang dapat dinikmati oleh para peserta seperti penampilan bernyanyi oleh Lyodra, paduan suara para peserta didik dari berbagai sekolah di Jakarta, berdoa rosario, persembahan lagu akapela oleh grup musik, dan lain-lain. Ada pula sesi tanya jawab dengan 3  uskup dari Indonesia.

“Ya seperti Paus Fransiskus juga, kalau secara fisik, sudah mau mati— yang tinggal yakni hati yang baik,” ucap Uskup Mandagi, Uskup Keuskupan Agung Marauke  yang telah berusia 75 tahun tersebut.

Acara tersebut berlangsung dari pukul 14.00 WIB sampai sekitar pukul 16.00 WIB. Pada pukul 16.15 WIB, Paus Fransiskus tiba di GBK dan berkeliling mengitari stadion menggunakan mobil, yang dimulai dari Stadion Madya. Para umat dengan meriah menyambut kedatangan Paus Fransiskus. Pada saat Paus Fransiskus mengitari stadion, para umat Katolik menyanyikan lagu “Viva Il Papa” dan “Kristus Jaya”. 

Paus Fransiskus melambaikan tangannya sambil tersenyum ke arah umat. Ada pula beberapa umat khususnya bayi dan anak-anak yang dicium keningnya dan diberkati oleh Paus Fransiskus. Bendera merah putih juga dikibarkan oleh para umat sebagai tanda kebanggaan bangsa Indonesia. Setelah proses berkeliling selesai, perayaan misa pun dimulai. Paus Fransiskus memimpin ritus pembuka (doa tobat), khotbah,  dan pengumuman (ucapan terima kasih). 
Hal yang unik yang perlu disorot adalah pembaca dari bacaan pertama merupakan seorang tunanetra yang menggunakan huruf braille. Kedua, hosti yang diberikan memiliki bordiran Tuhan Yesus yang sedang disalib. Lalu,  misa diakhiri dengan ucapan dari Paus Fransiskus. “Terima kasih kepada semuanya,  orang Indonesia yang begitu ramah, khususnya orang tua”.

Seluruh rangkaian acara ditutup dengan persembahan 2 lagu oleh Lyodra. Peserta yang berada di Stadion Madya diperbolehkan untuk meninggalkan area pada sekitar pukul 19.00 WIB. Para peserta keluar dari area stadion dengan cukup teratur, tanpa ada yang terluka. Setelah keluar dari gerbang stadion, rombongan Santa Ursula BSD kembali pada bus masing-masing dan kembali menuju sekolah. Bus sampai di sekolah pada pukul  20.15 WIB. 

Misa bersama dengan Paus Fransiskus ini menuai beragam kesan dari para umat yang mengikuti seluruh rangkaian acaranya. Beberapa di antaranya yaitu: 

“Rasanya tuh kayak ketemu idol kamu. Terharu tapi juga kecewa, karena ga bisa terlalu dekat dengan Paus Fransiskus,” ujar Angel (XI-E) yang mengikuti misa di Stadion GBK.

“Kehadiran Bapa Suci sangat membuka diri saya untuk menerima kasih Tuhan. Keteladanan yang beliau tampilkan kepada kita semua sangat mencerminkan nilai-nilai ajaran Kristus kepada umat manusia. Saya sendiri sangat terharu ketika mengikuti misa akbar tersebut, terasa ada kasih yang luar biasa dari melihat dan bertemu bapa suci, walaupun tidak memahami isi khotbahnya di tempat, tetapi jiwa dan perasaan beliau tentang nilai mampu tercurahkan pada kami,” kata Han-Han (XI-B).

“Misa bersama Bapa Suci Fransiskus kemarin rasanya seru dan menggembirakan, apalagi ketika Paus lewat dan menyapa kita semua di Stadion Madya. Terasa meriah dan sekaligus khusyuk misanya,” ujar Varo (XII-C).

“Kesempatan mengikuti Perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Bapa Paus Fransiskus, mendampingi para peserta didik unit SMP Santa Ursula BSD, saya alami sebagai anugerah besar. Betapa pun bersama dengan anugerah itu ada tanggung jawab besar di pundak saya, menyangkut keselamatan peserta didik, dalam situasi yang tidak sepenuhnya bisa diprediksi,” ungkap Bu Josy.

“Dalam kenyataannya luapan rasa syukur menjadikan cuaca panas terik, maupun guyuran hujan, rasa haus dan letih dalam tugas pendampingan, tak terasa berat sama sekali. Larut dalam sukacita bersama ribuan umat yang hadir, kedatangan Bapa Paus Fransiskus berjarak beberapa meter di hadapan saya membuat saya tak kuasa menahan haru. Pengalaman istimewa ini sungguh meneguhkan,” lanjutnya.

Kedatangan Bapa Suci Paus Fransiskus ke Indonesia telah mendatangkan sukacita bagi seluruh rakyat Indonesia, tak terkecuali mereka yang bukan menganut agama Katolik. Selama Bapa Suci berada di tanah air, beliau telah mengajarkan nilai-nilai kesederhanaan dan pelayanan kepada kita semua.  Adapun Misa Agung yang dipimpin oleh Bapa Suci, dengan membawa tema kunjungan faith (iman), fraternity (persaudaraan), dan compassion (bela rasa) telah membawa damai dan kegembiraan bagi seluruh umat Katolik di Indonesia, terlebih bagi mereka yang berkesempatan untuk hadir secara langsung ke Stadion Madya dan GBK. Keteladanan yang beliau tampilkan pantas untuk menjadi bahan refleksi dan introspeksi bagi kita semua. Semoga kunjungan Bapa Suci Paus Fransiskus dapat menjadi berkat bagi seluruh Indonesia, semakin memperkuat persaudaraan kita, serta menjadi teladan bagi kita semua untuk hidup lebih beriman, bersaudara, dan berbela rasa.