Hidup Kudus, Siapa Takut??

  • Posted: 2025-09-16
  • By: Chatarina Lani Usiana / Guru Agama

Di tengah hiruk- pikuk  dunia,  dengan perkembangan teknologi yang tidak terbendung, banyak orang  terbawa oleh arus kehidupan  individualistis, materialistis, konsumeristis dan hedonis. Hal tersebut juga menimpa keseharian hidup orang muda Katolik. Mereka menghabiskan waktu berjam-jam dengan scroll dan joget-joget di Tik-tok, flexsing, main gim daring seperti Roblox dan Mobile Legend. Terkadang lupa pada hal utama yang menjadi tujuan atau harapan hidupnya. Orang muda Katolik  lupa bahwa dengan kemudaannya banyak hal berguna bisa dilakukan untuk pertumbuhan dan perkembangan diri maupun imannya. 

Di dalam keadaan dunia yang demikian, ternyata ada anak muda Katolik yang berani tampil berbeda dan sangat luar biasa cara hidupnya. Ia berani menampilkan hidup yang menyerupai Kristus. Pribadi tersebut bernama Carlo Acutis. Santo Carlo Acutis “ God Influencer” Saint of the Internet” Ia lahir pada 3 Mei 1991 di London, Inggris. Pada 18 Mei 1991 Carlo Acutis menerima Sakramen Baptis di Church of Our Lady of Dolours. Kemudian pada 8 September 1991, Carlo bersama orang tuanya kembali ke Milan Italia. Sejak masih kecil Carlo Acutis sangat mencintai Ekaristi, maka setiap hari  pergi dan  mengikuti perayaan tersebut. Carlo kecil juga sering mengajukan banyak pertanyaan tentang ekaristi kepada ibunya. Hal tersebut membangkitkan ibunya untuk belajar teologi sehingga siap menjawab pertanyaan-pertanyaan Carlo. Seperti anak-anak di zamannya Carlo kecil juga menyukai teknologi digital. Keterampilan dibidang teknologi digital terus berkembang karena kemauannya untuk belajar dan berselancar di internet terus diasah secara otodidak. Kesukaan  Carlo Acutis pada teknologi internet dan kecintaannya pada Ekaristi kudus menggerakkan dirinya membuat web (situs internet). Situs tersebut digunakan sebagai sarana untuk mengabarkan mukjizat-mukjizat Ekaristi. Perkembangan teknologi digital manfaatkan oleh Carlo dengan bijak dan menjadi sumber berkat, bagi diri sendiri, keluarga, gereja dan sesamanya.

Pengalaman hidup sehari-hari Carlo dijalani dengan penuh sukacita, sadar menggunakan inderanya untuk mengasah kepekaan pada situasi kehidupan masyarakat sekitar. Ia sadar bahwa di sekelilingnya masih banyak orang yang hidupnya kurang beruntung, sehingga membutuhkan perhatian dan uluran tangannya. Hidup kudus menjadi pilihannya dan disyukuri sebagai anugerah Tuhan. Ia menjalani hidup kudus dengan cara berdevosi kepada Bunda Maria dan mendaraskan doa rosario setiap hari. Ia juga bersedia menjadi pendengar bagi teman-temannya yang menceritakan persoalan hidup, Ia berbagi dengan para gelandangan yang  ditemuinya. Ia menggunakan uang jajannya untuk berbagi. Carlo juga mnemani teman-temannya yang menjadi korban perundungan. 

Bagi Carlo Acutis hidup kudus bukanlah keniscayaan tetapi dihayati dalam kegiatannya sehari-hari disertai dengan hati terarah kepada Tuhan.  Kehidupan yang Ia jalani menjadikan yang duniawi bernilai adikodrati, yang transenden dipahami dengan iman yang mendalam. Sungguh pengalaman hidup beriman yang patut dibanggakan dan dijadikan teladan. Orang muda Katolik mestinya bangga, ternyata menjadi kudus bisa dijalankan selagi muda belia dengan apa adanya. “Orang terlahir dengan original tetapi banyak yang meninggal dalam keadaan fotocopy”

Pada Hari Minggu, 7 September 2025, Beato Carlo Acutis dikanonisasi menjadi Santo oleh Bapa Suci Paus Leo XIV di Vatikan. Ada beberapa langkah yang dibutuhkan bagi seseorang menjadi santo di Gereja Katolik , sebagai berikut;

  1. Masa tunggu
  2. Menjadi hamba Tuhan (Servant of God)
  3. Bukti kebajikan (Heroik in Vertui )
  4. Verifikasi Mukjizat (Blessed)
  5. Kanonisasi ini adalah langkah terakhir seseorang yang telah meninggal dijadikan santo, untuk mencapai tahap ini, biasanya dibutuhkan bukti mukjizat lain yang berkaitan      dengan individu yang bersangkutan.

Proses untuk menjadikan seseorang sebagai santo biasanya tidak dapat dimulai hingga setidaknya lima tahun setelah kematian mereka. Tetapi di masa tunggu ini dalam beberapa keadaan dapat dicabut  atau dipercepat oleh Bapa Paus

Sebuah penyelidikan kemudian dilakukan untuk memeriksa apakah orang tersebut menjalani hidup mereka secara kudus. Bukti pun dikumpulkan. Jika kehidupan mereka benar akan disebut “hamba Tuhan”

Departemen yang membuat rekomendasi kepada Paus tentang santo kemudian meneliti buktinya. Jika kasusnya disetuji oleh Bapa Paus, mereka bisa di sebut terhornmat

Tahap selanjutnya beatifikasi yang membutuhkan mukjizat terkait dengan doa yang dibuat untuk calon santo setelah kematiannnya. Mukjizat perlu diverifikasi dengan bukti sebelum diterima. Setelah dibeatifikasi calon diberi gelar “Diberkati”

Beato Carlo Acutis memenuhi syarat-syarat tersebut sehingga beliau dikanonisasi menjadi Santo.  Hidupnya sungguh meneladani hidup Yesus. Bagaimana dengan orang muda katolik? menjalani hidup kudus? siapa takut ?


SISTEM PENERIMAAN MURID BARU 2026/2027 //