Barang bekas bisa disulap menjadi barang yang berguna, bernilai seni, dan bernilai ekonomis. Seni kriya akhir-akhir ini banyak menggunakan barang-barang bekas dengan cara mendaur ulang. Daur ulang adalah proses untuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi bahan baru dengan tujuan mencegah adanya sampah yang sebenarnya dapat menjadi sesuatu yang berguna, mengurangi penggunaan bahan baku yang baru, mengurangi penggunaan energi, mengurangi polusi, kerusakan lahan, dan emisi gas rumah kaca jika dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru.
Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat yang terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemprosesan, pendistribusian, dan pembuatan produk/material bekas pakai, serta komponen utama dalam manajemen sampah modern dan bagian ketiga dalam proses hierarki sampah 4R (Reduce,Reuse, Recycle, and Replace).
Mendaur ulang barang bekas mungkin menghasilkan barang lain yang lebih menarik. Seperti halnya yang dilakukan para siswa SMP Santa Ursula dalam pelajaran Seni Rupa yang berkarya menggunakan barang bekas. Salah satu peserta didik mengikutkan karyanya dalam Festival Lomba Seni Siswa di tingkat rayon dan masuk ke tingkat kota dengan peringkat juara kedua. Angelica Maureen Elti, atau Lica, mengirimkan karyanya berupa holder selotip yang terbuat dari akrilik bekas kemasan. Akrilik tersebut dibuat menjadi holder selotip yang berbentuk kuda lumping. Karya kreatif bisa dihasilkan dari barang bekas. Karya siapa yang akan menyusul?
Seminar Seksualitas: Pentingnya Edukasi Seksualitas pada Remaja di Era Digital
Pagelaran Sabang Merauke, The Indonesian Broadway
Belajar Bersama Talitha Kum International : Pencegahan dan Penanganan TPPO
Dari Rasa Ragu Jadi Prestasi: Pengalaman Mengikuti Lomba Menulis Cerita Rohani Remaja MPK KAJ
“Langkah Kecil, Impian Besar – Mendampingi Anak Meraih Masa Depan” Talk Show untuk Orang Tua Siswa Kelas IX SMP Santa Ursula BSD