“Roller coaster, roller coaster ….spinning all around and around for a world baby Roller coaster, roller coaster. For a minute we were up, but the next we were falling down”. (Roller Coaster by Justin Bieber)
Masa remaja adalah masa yang bisa disamakan dengan roller coaster. Tidak pernah mudah menjadi remaja karena lingkungan di sekeliling mereka memiliki segudang standard yang harus mereka penuhi. Pada saat yang sama, aktivitas hormonal yang mematangkan fungsi seksual dalam tubuh mereka pun membawa dampak fisik dan psikis yang menuntut penyesuaian tersendiri. Di sisi lain, kehidupan remaja masa kini penuh tantangan, diperkuat kehadiran media sosial dengan berbagai peluang dampaknya yang telah sedemikian terkoneksi dengan kehidupan mereka.
Demikian pula halnya dengan menjadi orangtua dari anak remaja. Bukanlah hal mudah untuk berhadapan dengan dan bersikap tepat terhadap gejolak emosi remaja yang kadang tidak terduga sama sekali. Gejolak emosi yang muncul dari remaja bisa berbentuk antusiasme yang tinggi, kegembiraan yang meluap-luap, namun bisa juga tampil dalam bentuk penolakan, pemberontakan, kemarahan, serta emosi lain yang tidak selalu bisa diduga penyebabnya. Tak jarang orangtua menanggapi luapan emosi tersebut dengan emosi pula karena tidak cukup memperoleh penghargaan, bahkan diabaikan oleh anaknya.
Untuk membantu remaja menyikapi berbagai tantangan tersebut, SMP Santa Ursula BSD menyelenggarakan kegiatan pendampingan Seksualitas bagi siswa kelas VIII. Selama tiga hari, sejak tanggal 6 hingga 8 Februari 2019, Ibu Ani Fegda dan timnya mendampingi siswa membangun pemahaman mendalam tentang seksualitas manusia sebagai anugerah Illahi. Secara umum ada 4 topik besar yang menjadi fokus dalam kegiatan ini, yaitu:
Dalam penyajian setiap topik termuat dimensi spiritual yang kuat sehingga setiap pembicara selalu berpegang pada pedoman spiritualitas Kristiani dan nilai penghargaan.
Pada hari ketiga, orangtua diundang untuk mendapatkan sessi parenting bersama Ibu Ani Fegda, mengacu pada pengalaman dua hari berproses bersama anak-anak mereka. Pada kesempatan yang sama, Ibu Ani Fegda melibatkan empat orang tua siswa untuk berbagi kisah sebagai orang tua dari remaja generasi Z milenial. Sessi talkshow ini dirancang sebagai media untuk menyampaikan tips dalam menghadapi remaja, serta membangun kesadaran orang tua untuk berani memberikan kemerdekaan terpimpin kepada remaja milenial mereka.
Sementara para orangtua beraktivitas bersama Ibu Ani Fegda, seluruh siswa, didampingi wali kelas masing-masing, berproses mengendapkan materi yang mereka terima, dalam bentuk refleksi pribadi, vlog propaganda remaja berkualitas, serta komitmen kelas, yang kemudian dipresentasikan di depan forum orang tua. Hal yang menjadi amat penting dalam sesi ini adalah pertemuan “Satu Hati”, saat setiap orang tua bertemu dengan anak mereka masing-masing. Pertemuan ini didominasi oleh perasaan haru baik dari orangtua maupun anak. Keduanya saling memberikan kertas berbentuk hati yang sebelumnya sudah diisi dengan ungkapan perasaan terdalam bagi satu sama lain.
Penting untuk digarisbawahi bahwa keluarga merupakan tempat bertumbuh bagi setiap individu di dalamnya. Keluarga menjadi tempat yang paling aman bagi setiap anggotanya untuk bisa menjadi diri sendiri apa adanya. Oleh karena itu, baik orangtua maupun anak perlu sama-sama belajar untuk semakin bisa saling memahami dan saling menerima. Sebagaimana anak-anak yang tampil dengan komitmen mereka, dalam pertemuan ini, orangtua berkomitmen untuk lebih banyak mendengarkan anak.
Lomba Tari Tradisional Kategori Group Tangerang Fashion Festival 2025
MENGUKIR PRESTASI DENGAN DIGITAL ART
Pengalaman Berharga
Hidup dalam Keserasian, Bersatu, Sehati, Sekehendak
Refleksi pada Hari Santa Angela Merici di Kampus St. Ursula Bumi Serpong Damai
Sr. Francesco Marianti, OSU: Pelaku Serviam Sejati