Piringku Masa Depanku

  • Posted: 2020-11-03
  • By: Penulis : Servina Viviene Tjindana

Mengisi hari libur dengan kegiatan positif adalah hal yang sangat baik. Misalnya, dengan kegiatan seminar satu ini yang kaya akan informasi dan membuka wawasan bagi para partisipannya. Diskusi Meja Makan dengan tema “Masa Depan Bangsaku Dimulai dari Piring Makanku” merupakan bentuk perayaan Hari Pangan Sedunia (HPS) tahun 2020 yang diadakan oleh SMA Santa Ursula BSD dan bekerja sama dengan OSIS SMP Santa Ursula BSD. Diskusi kali ini dihadiri oleh dua orang narasumber yaitu dr. Risnaldo Jaya, salah satu lulusan St. Ursula BSD tahun 2001 yang sudah memiliki segudang pengalaman dalam pekerjaannya, begitu juga dengan dr. Kevin Leonardo yang merupakan lulusan Santa Ursula BSD tahun 2012. Partisipan yang mengikuti diskusi berjumlah sekitar 75 hingga 80 peserta yang salah satunya adalah saya sendiri. 

Saya datang dengan pengetahuan yang minim tentang pangan dan pulang dengan segudang ilmu pengetahuan. Pengetahuan tersebut saya dapatkan dari proses diskusi yangs dibagi menjadi tiga topik. Topik pertama mengenai pentingnya keberagaman pangan, lalu berlanjut dengan pemaparan tentang kesehatan serta makanan. Topik terakhir yaitu penjelasan mengenai keadaan di daerah pinggiran dan kontribusi kita sebagai pemuda-pemudi untuk bangsa. Seminar yang dikemas dengan ringan dan santai, tetapi tetap berbobot sehingga membuat para partisipan nyaman untuk menyuarakan aspirasi serta pertanyaan untuk setiap topiknya. 

Pagi itu, saya menerima surel yang berisikan video tentang gambaran diskusi yang akan berlangsung pada siang hari itu yang berjudul Berbeda-beda Tapi Tetap Makan. Melalui video tersebut, partisipan mendapat gambaran inti mengenai tujuan diskusi nanti. Pada pukul 12.50 WIB, saya masuk ke dalam aplikasi Zoom Meeting dan disambut dengan hangat oleh para panitia serta moderator. Diskusi segera dimulai pada pukul 13.00 WIB dan diawali dengan perkenalan narasumber. Setelah itu, saya beserta partisipan lainnya masuk ke dalam materi pertama yaitu mengenai pentingnya keberagaman pangan. Narasumber menjelaskan tentang hal-hal dasar tentang makanan yang masih seringkali kurang dipahami masyarakat, contohnya komponen makanan bergizi. Narasumber menjelaskan bahwa makanan yang bergizi terdiri dari komponen karbohidrat, protein, lemak baik, mineral, dan vitamin dalam 1 piring. Hal terpenting yang paling pokok dalam 1 piring adalah 1/3 (sepertiga) piring diisi dengan karbohidrat seperti nasi, mie, ubi, singkong, pasta, dan masih banyak lagi variasinya. Lalu 1/3 (sepertiga) lainnya diisi dengan sayur-mayur. Kemudian, sisanya barulah diisi dengan setengah lauk dari lemak nabati maupun hewani, setengahnya lagi diisi dengan buah-buahan. Itulah definisi dari makan makanan bergizi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Pada sesi pertama dan kedua, narasumber juga menjelaskan topik yang marak dibicarakan oleh para remaja yaitu diet. Penjelasan yang dikemas dengan terperinci membuka wawasan baru bagi para partisipan terhadap diet itu sendiri. Berdasarkan penjelasan dari narasumber, diet bukanlah sekadar mengurangi makan, melainkan diet merupakan mindset mengatur makan dan jenis makanan yang masuk ke dalam tubuh kita. Di sisi lain, konsep tentang diet masih sering disalahartikan dan berujung pada perilaku yang tidak sehat seperti beberapa kasus memuntahkan makanan yang sudah dimakan atau bahkan pola makan yang berlebihan. Perilaku tersebut biasa dikenal dengan sebutan anoreksia atau bulimia. Diet yang sehat harus dimulai dengan mindset yang benar yaitu diet dilakukan karena timbul rasa peduli terhadap tubuh. Lalu, cara yang benar dalam melakukan diet adalah dengan memperhatikan kalori yang masuk lebih kecil atau sama dengan kalori yang keluar (calories in – calories out). Pada sesi ini dijelaskan juga tips agar tubuh cepat merasa kenyang yaitu dengan minum air mineral sebelum makan, memilih menu yang tinggi serat dan protein, makan dengan perlahan, tidur yang cukup, dan jangan lupa untuk berolahraga agar kalori yang masuk memiliki kesempatan untuk keluar. Apabila ingin berat badan yang stabil, kalori yang keluar bisa disamakan dengan kalori yang masuk. Namun apabila ingin berat badan turun, maka tingkatkan aktivitas fisik agar kalori yang dikeluarkan lebih banyak daripada kalori yang masuk.

Pada sesi terakhir, narasumber membicarakan tentang jenis pangan di daerah pelosok serta kontribusi kami sebagai masyarakat Indonesia terhadap berbagai jenis pangan tersebut untuk bangsa. Sebagai contoh, masyarakat di bagian timur Indonesia memiliki makanan utama yaitu jagung dan ubi-ubian. Selain itu, makanan utama lainnya berupa sagu dan sorgum. Namun, selama ini masyarakat hanya akrab mengonsumsi beras. Alhasil, lahan pertanian padi jauh lebih luas dibandingkan dengan makanan utama lainnya. Dari contoh kasus ini, kami mendapatkan pengetahuan baru bahwa yang selama ini dilakukan oleh masyarakat Indonesia adalah monokultur. Hal ini mengakibatkan unsur hara dan unsur lainnya yang ada pada tanah rusak akibat hanya ditanami satu jenis tanaman. Dampak dari monokultur akhirnya membuat kualitas panen kurang baik dan tidak bisa dipasarkan. Hal inilah yang menjadi salah satu alasan ada pihak-pihak tertentu yang tidak mendapat bagian dan berujung pada timbulnya masalah gizi pada beberapa kalangan masyarakat di Indonesia. Maka dari itu, para remaja dewasa ini dituntut untuk mulai terlibat aktif dalam mengubah situasi menjadi lebih baik, dimulai dari hal yang paling kecil. Berdasarkan tanggapan dari partisipan, hal-hal kecil yang dapat dilakukan adalah dengan membeli produk lokal dan peka terhadap kondisi Indonesia saat ini. Hal ini kami yakini karena kesadaran tentang kepekaan terhadap keadaan sekitar kita perlu dipupuk sedini mungkin.

Sekali lagi, saya dan para partisipan lainnya dalam diskusi kali ini banyak mendapat pengetahuan baru. Segudang harapan juga ditaruh kepada masing-masing individu yang telah tersadarkan lewat diskusi ini. Satu hal baru yang saya pribadi sadari setelah mengikuti Diskusi Meja Makan bahwa bisa makan setiap hari tanpa perlu menanam atau berburu makanan adalah sebuah keistimewaan tersendiri bagi segelintir orang.