Merebaknya wabah virus corona memaksa pelaksanaan pembelajaran berubah total, yang semula pembelajaran dilaksanakan secara tatap muka langsung di kelas kemudian harus dilaksanakan secara online dengan memanfaatkan teknologi komunikasi yang ada. Berbagai mata pelajaran yang tadinya disajikan secara terpisah oleh masing-masing guru pengampu, dilaksanakan secara kolaborasi yang selanjutnya dikenal sebagai metode blended learning. Guru dari berbagai bidang studi bekerjasama membahas dan menentukan materi ajar yang mana materi ajar tersebut harus memuat nilai-nilai pendidikan dari berbagai disiplin ilmu.
Pengalaman pembelajaran jarak jauh dengan metode blended learning ini mengubah paradigma kami sebagai guru, bahwasannya sebagai pendidik kami tak bisa lagi mengandalkan diri sendiri, guru harus mampu bekerjasama dengan rekan. Dalam menentukan materi ajar, tak bisa lagi hanya mementingkan target pribadi. Namun, harus mampu mengakomodasi target pembelajaran bidang studi lainnya. Demikian pula ketika menentukan target yang harus dicapai siswa, ada banyak hal yang harus dipertimbangkan. Salah satunya adalah ketersedian bahan dan alat penunjang di rumah masing-masing siswa, utamanya pelajaran seni rupa dan prakarya.
Pembelajaran kolaborasi secara daring juga membuka cakrawala baru akan pentingnya penguasaan teknologi informasi. Dulu, untuk mengajar cukup hadir di depan kelas lalu mulai menyampaikan materi ajar. Namun di masa pandemi ini, teknologi mutlak harus dikuasai karena segala sesuatu disampaikan secara virtual. Tak jarang kegiatan pembelajaran terkendala oleh masalah teknis, baik yang berkaitan dengan jaringan atau pemahaman terhadap fitur-fitur perangkat pembelajaran (software maupun hardware) Di situasi inilah para guru harus saling bekerja sama, saling belajar satu sama lain, yang merasa kurang mampu harus berani bertanya kepada yang lebih menguasai, sedangkan yang sudah mahir juga harus legowo untuk membantu yang lain.
Bukan hal yang mudah menyajikan pembelajaran seni rupa dan prakarya secara daring, karena karakteristik mata pelajaran lebih mengedepankan olah rasa dengan cara praktek langsung. Dalam situasi yang normal, ketika siswa mengalami kesulitan dan mengerjakan tugasnya, guru dapat langsung merespon, memberi contoh atau memperagakan teknik berkarya yang benar. Secara psikologi, 90% bagian otak manusia lebih cepat menyerap informasi dalam bentuk visual dibandingkan kata-kata atau teks. Hal inil menjadi tantangan yang harus dicarikan solusi yang tepat. Memang ada banyak tutorial membuat prakarya di channel Youtube, namun belum tentu sesuai dengan kebutuhan siswa. Mau tidak mau sebagai guru harus belajar dan bekerja sama membuat video singkat dan slide presentasi yang menarik untuk keperluan pembelajaran. Proses perekaman gambar atau suara dan prosedur editing harus dikuasai, tak ada jalan lain kecuali terus belajar dan mengeksplorasi kemampuan diri.
Lomba Tari Tradisional Kategori Group Tangerang Fashion Festival 2025
MENGUKIR PRESTASI DENGAN DIGITAL ART
Pengalaman Berharga
Hidup dalam Keserasian, Bersatu, Sehati, Sekehendak
Refleksi pada Hari Santa Angela Merici di Kampus St. Ursula Bumi Serpong Damai
Sr. Francesco Marianti, OSU: Pelaku Serviam Sejati