Ada sebuah desa yang bernama Desa Sukamaju. Desa ini berada di provinsi Jawa Tengah. Pemandangannya pun indah karena desa tersebut dikelilingi oleh hutan, sebuah danau yang bernama Danau Berlian dan sebuah gunung yang bernama Gunung Agung. Walupun Desa Sukamaju adalah desa tetapi jalannya sudah bagus. dan tidak asing dengan alat-alat elektronik modern. Pekerjaan para warganya adalah sebagai petani dan beberapa dari mereka bekerja di kebun. Hasil perkebunan mereka yang menghasilkan buah adalah: melon, mangga, apel, durian, jambu, dan lain-lain. Hasil pertanian mereka adalah: padi, kapas, gandum, kopi, coklat, dan lain-lain. Hasil penjualan mereka pun dijual ke kota. Beberapa tahun yang lalu mereka diajari oleh sesorang ahli untuk menanam secara organik. Sehingga tanaman mereka bisa menjadi lebih segar. Setelah itu, mereka menjadi terkenal karena hasil perkebunan dan pertanian mereka. Sejak saat itu, perekonomian mereka pun meningkat.
Yang unik mengenai Desa Sukamaju ini adalah penduduknya terdiri dari bermacam-macam agama dan golongan. Dan sesama warga pun saling menghormati dan menghargai. Setiap dua tahun sekali terjadi pergantian pemimpin desa. Dan Desa Sukamaju pernah dipimpin oleh kepala desa yang berbeda agama setiap dua tahun. Mereka hidup berdampingan dengan rukun dan damai. Di Desa Sukamaju terdapat beberapa rumah ibadat seperti: gereja, masjid, dan pura untuk setiap warganya yang ingin beribadat. Mereka juga bergotong-royong dalam membangun rumah ibadat tersebut. Para pria dewasa yang bertanggung jawab dalam pembangunannya. Sedangkan para wanita bersama-sama membangun dapur umum untuk mempersiapkan makanan dan minuman untuk yang bekerja. Mereka biasanya memulai bekerja dari pagi hari sampai sore hari. Pada siang hari mereka istirahat untuk makan siang bersama. Biasanya setelah rumah ibadat selesai, mereka akan mengadakan syukuran dengan mengundang semua warga Desa Sukamaju. Selain bergotong-royong membangun rumah ibadat, warga juga ikut membantu persiapan perayaan hari besar agama masing-masing. Sudah menjadi hal yang biasa untuk umat Muslim membantu menghias pohon Natal. Dan sebaliknya umat Katolik dan Hindu menghargai umat Muslim dengan cara tidak makan di hadapan yang sedang berpuasa. Pada hari raya Nyepi warga yang tidak merayakannya ikut menghormati dengan cara sangat mengurangi kegiatan di luar rumah dan menjaga lingkungan desa agar selalu hening. Begitulah indahnya kehidupan di Desa Sukamaju.
Kita harus mencontoh perilaku warga di Desa Sukamaju. Karena kita harus saling menghargai dan menghormati umat-umat yang lain. Karena jaman sudah modern, teknologi pun menjadi lebih canggih dan sudah banyak berita yang buruk mengenai perbedaan agama dan ras. Kita harus bisa berteman dengan siapa saja. Kita juga menghargai umat lain yang sedang merayakan hari besar mereka. Contoh: pada saat Bulan Puasa umat yang tidak menjalankan harus menghormati umat Muslim dengan cara tidak memakan makanan di depan mereka, menghormati orang yang sedang menjalankan ibadah dan banyak contoh yang lain. Jadi pesan moralnya adalah marilah kita saling menghormati dan menghargai setiap perbedaan yang ada karena Kita Bhinneka, Kita Indonesia.
Karya:
Gabrielle Augusta Djiwandono 6C/13