Sekolah Literasi


Pada tahun 2015 Gerakan Literasi Sekolah telah diluncurkan oleh pemerintah dengan dikeluarkan Permendikbud Nomor 23 tahun 2015 tentang budi pekerti, dimana salah satunya adalah pembiasaan membaca 15 menit sebelum proses belajar mengajar di sekolah dilaksanakan. Manfaat dari membaca yang berketerkaitan dengan budi pekerti adalah dapat meningkatkan hubungan sosial, dapat meningkatkan empati seseorang, dan membantu kita berhubungan dengan dunia luar.

Sebelum pemerintah mengenalkan program literasi, pada tahun 2002 SD Santa Ursula BSD sudah menerapkan program literasi. Program literasi dilaksanakan dengan nama program Wajib Baca. Buku yang dibaca peserta didik adalah buku nonfiksi yang diterbitkan oleh Pustaka Anak Bangsa. Siswa dapat mengenal budaya-budaya di Indonesia melalui buku Pustaka Anak Bangsa. Program Wajib Baca dilaksanakan pada jam akhir sekolah yang berlangsung selama 30 menit. Program ini berlangsung dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2006.

Pada tahun 2006 program Wajib Baca diganti dengan nama Berani Pagi. Dasar penggunaan istilah Berani Pagi adalah sumber bacaan yang dibaca oleh peserta didik adalah Koran Berani dan dilaksanakan secara serentak di pagi hari selama 20 menit. Koran Berani terbit setiap hari sehingga peserta didik selalu membaca berita-berita yang terbaru. Selain berita dalam Koran Berani juga terdapat cerita pendek yang dapat menambah apresiasi terhadap karya sastra. Pada program Berani Pagi peserta didik tidak sebatas membaca saja, namun juga diarahkan untuk berkarya berdasarkan bacaan yang telah dibaca. Hasil karya untuk kelas 1 dan 2 setelah membaca koran berupa gambar. Untuk kelas 3 sampai dengan kelas 6 lebih bervariasi hasilnya, seperti ringkasan berita, menceritakan kembali isi bacaan, menulis puisi, dan membuat komik. Program Berani pagi berlangsung sampai tahun 2012.

Pada kurun waktu tahun 2012 sampai dengan tahun 2013, sumber bacaan beralih ke Tabloid Berani. Berbeda dengan koran yang terbit setiap hari Senin sampai dengan hari Jumat, Tabloid Berani terbit setiap seminggu sekali. Kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik adalah membaca nyaring dan membaca pemahaman. Pada kegiatan membaca nyaring setiap peserta didik diberi kesempatan untuk membaca secara bergantian dengan memperhatikan suara, artikulasi, dan intonasi. Pada tahun 2013 sampai dengan tahun 2014 sumber bacaan berupa Majalah Berani yang terbit setiap bulan sekali.

Mulai tahun 2015 sumber bacaan yang merupakan bagian dari literasi sekolah adalah buku bacaan fiksi dan nonfiksi. Guru memilih sendiri buku akan dipergunakan untuk kegiatan literasi. Buku yang dipilih sesuai dengan kemampaun siswa dan disesuaikan dengan jenjang kelas. Peserta didik tidak sekadar membaca saja melainkan diharapkan mempunyai kemampuan menganalisa bacaan sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik. Tentu saja analisa bacaan disesuaikan menurut tingkat kelasnya. Untuk membantu kelancaran program literasi dengan membaca buku digunakan alat untuk mengukur pemahaman peserta didik berupa rubrik “Lembar Evaluasi Diri”. Melalui lembar evaluasi diri, peserta didik menuliskan judul bacaan yang dibaca. Selain judul bacaan peserta didik juga menuliskan kegiatan yang dilakukan setelah membaca buku. Sebagai contoh adalah membuat unsur intrisik cerita, menulis puisi, menulis cerita pendek, dan membuat komik sederhana. Peserta didik juga menuliskan refleksi dari seluruh kegiatan literasi yang dilakukan dalam program wajib baca dan dilakukan setiap akhir semester.

Kegiatan literasi sekolah bermanfaat bagi peserta didik. Diantaranya adalah dapat menambah wawasan dan pengetahuan. Melalui membaca peserta didik dapat menambah wawasan dan pengetahuan yang selama ini belum pernah mereka ketahui. Selain menambah wawasan, membaca juga melatih keterampilan berpikir dan menganalisa. Melalui kegiatan membaca, peserta didik memperoleh pesan dan informasi melalui aktivitas membaca kemudian mengolah pesan dan informasi yang diperoleh dengan aktivitas berpikir kritis.

...