Sharing Model Pedagogi St.Angela


Keberadaan sekolah Santa Ursula BSD tidak terlepas dari karya Suster Ursulin yang berakar pada spiritualitas Santa Angela Merici sebagai pendiri Ordo Santa Ursula (OSU). Sekolah ini berciri khas Katolik yang mengelola pendidikan dari tingkat TB-TK, SD, SMP, dan SMA. Mengacu pada spiritualitas Santa Angela, sekolah Santa Ursula BSD memiliki tata kelola yang khas yang disebut Model Pedagogi Santa Angela. Model pola didik ini menggerakkan seluruh komponen komunitas Santa Ursula BSD sehingga terbentuk komunitas pembelajar yang kokoh dan memiliki kekhasan tersendiri.

Azas insieme yang berarti kebersamaan menjadi dasar penting bagi kehidupan dan keberlangsungan komunitas Santa Ursula BSD. Gagasan Azas insieme lahir dari dari spiritualitas Santa Angela pada nasihatnya yang terakhir,

“Hiduplah dalam keserasian, bersatu, sehati sekehendak, terikat satu sama lain dengan cinta kasih, saling menghargai, saling membantu, bersabar dalam Yesus Kristus. Bila Anda berusaha menghayati hidup seperti ini, tak ragu lagi : Allah Tuhan kita tinggal di tengah-tengah kita.” (Nas terakhir 1-3).

Semangat inilah yang kemudian dijabarkan bahwa seluruh gerak pelayanan sebagai satu kesatuan komunitas. Komunitas yang terikat untuk membawa keselamatan, menghadirkan kemah Allah yang kemudian bergerak bersama membawa perubahan. Jadi, keterlibatan seluruh komponen sekolah untuk ambil bagian masing-masing atas dasar kesadaran sesuai dengan perannya merupakan hal yang amat penting. Inilah sebuah gerak yang menyelamatkan.

Lencana sebagai penanda dan pengikat komunitas Ursulin adalah serviam, yang bermakna AKU MELAYANI. Semangat inilah yang selalu ditanamkan dan menginternal dalam setiap anggota komunitas Santa Ursula BSD. Memiliki SERVIAM, berarti memiliki keprihatinan, kepedulian dan belas kasih. Artinya, sekolah memberikan pelayanan terbaik untuk seluruh komponen komunitas.

Komunitas Santa Ursula BSD menyadari penuh bahwa sebagai lembaga pendidikan harus mampu menjadi teladan (role model). Semangat ini dilandasi nasihat VI Santa Angela yaitu

“Apa yang Anda ingin mereka lakukan, lakukanlah sendiri terlebih dahulu. Bagaimana mungkin Anda bisa mencela atau menegur kekurangan mereka apabila mereka melihat kekurangan itu masih ada dalam diri Anda sendiri? Bagaimana Anda daapt mengajarkan dan menganjurkan suatu kebajikan kecuali kalua Anda sendiri memiliki kebajikan itu’’.(Nas. VI :2-4)

Menjadi role model berarti harus mampu membawa diri sedemikian rupa sehingga layak menjadi cermin bagi mereka yang menjalani pembinaan. Dalam hal ini, seluruh komponen komunitas harus memiliki keutamaan moral yang tercermin dalam perilaku.

Gerak pelayanan yang melibatkan banyak komponen tidak mudah. Membentuk komunitas agar memiliki keteraturan, saling menghargai, dan keterikatan dalam kesatuan kerap kali mengalami kendala dan konflik. Dalam hal ini, doa adalah awal dalam setiap penyelesaian konflik. Doa mampu membuka kesadaran akan pentingnya musyawarah untuk mencapai kesepakatan atas tata hidup bersama. Oleh sebab itu, untuk meyakinkan supaya tata hidup bersama dapat dicapai, lahirlah Pedoman Perilaku Santa Ursula BSD. Pedoman perilaku ini harus mampu dipahami banyak pihak, : yayasan, tenaga pendidik dan kependidikan, peserta didik, orang tua, mitra kerja, dan masyarakat.

Perubahan seluruh sendi kehidupan dalam masyarakat tidak dapat dihindari. Komunitas Santa Ursula BSD terus mengantisipasi hal tersebut. Kemampuan mengelola perubahan dibutuhkan agar komunitas ini tetap menjadi pilihan bagi masyarakat yang ingin menjalani pembinaan. Komunitas mencermati gerak perubahan, baik oleh faktor keinginan untuk mencipta hal yang baru ataupun adanya kebutuhan yang mendesak. Perubahan ini harus dihayati oleh anggota komunitas sebagai gerak kreatif atas kesadaran sebagai agen perubahan. Oleh sebab itu, kepekaan dan keterbukaan diperlukan. Komunitas selalu meningkatkan daya kreatif komponennya agar terus berakar, tumbuh, dan berbuah melalui berbagai cara dengan melibatkan banyak mitra kerja.

Setiap organisasi atau komunitas memiliki budaya, sistem, dan tata kelola. Hal tersebut harus tetap dijaga agar komunitas tersebut tetap hidup dan keberadaannya mendapat pengakuan baik dari masyarakat. Santa Angela memberikan nasihat dan waraisan mengenai hal ini dalam upaya menjaga komunitas.

“Bila Anda benar berusaha menghayati hidup seperti ini, tak ragu lagi Allah Tuhan kita tinggal di tengah-tengah Anda.” (Nas. T:3)

“Jika Dialah yang pertama menanamnya, siapakah yang dapat mencabutnya? Percayalah akanhal ini: jangan ragu-ragu tetapi milikilah iman yang teguh bahwa demikianlah adanya. Saya tahu apa yang saya bicarakan. Berbahagialah mereka yang sungguh-sungguh menjalankan tugas ini. Jika Anda menjalankan semua ini sesuai petunjuk Roh Kudus menurut zaman dan keadaan, berbahagialah Anda dan majulah dengan yakin.” (Warisan terakhir 8-14)

Nasihat dan warisan ini memberi pesan bagaimana merawat harta berupa komunitas Santa Ursula BSD. Merawat bukan sekadar menjaga keberadaanya tetapi berunsur upaya kreatif dan berkualitas menjaga pertumbuhan. Berbagai cara dilakukan komunitas agar “harta pusaka’’ komunitas ini tetap memiliki energi yang besar untuk hidup. Mekanisme pengembangan sistem manajemen yang jelas, jaringan kerja yang kuat, transparansi keuangan, dan infrastruktur yang terpelihara selalu diupayakan.

Pada akhirnya, komunitas Santa Ursula BSD yang bervisi manusia utuh, cerdas, dan melayani mampu terwujud dan terjaga dengan energi yang besar.

Antonius Yanto



Suster, Bapak Ibu guru, dan anak – anak terkasih,

ayat yang mengatakan “Oleh karena engkau berharga di mata-Ku, dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau” mengingatkan saya bahwa anak – anak Santa Ursula BSD yang dipercayakan kepada saya, semua berharga. Saya sebagai guru, harus bisa menjadi teladan bagi mereka baik dalam hal penampilan, sikap, maupun keterampilan berkomunikasi. Memang tidak mudah untuk mendidik anak – anak zaman sekarang. Ada kalanya saya kesal menghadapi anak – anak yang tidak mau berubah. Sering juga saya merasa khawatir dengan masa depan anak – anak ini. Mampukah saya membimbing mereka mempersiapkan masa depan mereka? Kekhawatiran itu terkadang membuat saya menuntut anak melakukan apa yang saya mau dan seringkali tuntutan itu malah jadi memberatkan mereka.


Doa :

Ya Tuhan, ampunilah kami yang masih belum bisa menghargai anak didik kami sebagaimana Engkau menghargai dan mengasihi kami. Bukalah hati kami agar kami menyadari kasih-Mu yang begitu besar kepada kami, melalui rekan kerja kami maupun anak didik kami.

Maria Goretti Hari Srie Herawati



Sebagai seorang guru kami diharapkan mampu mengenali dengan baik setiap pribadi anak-anak kami dengan baik. Kami juga diharapkan mampu memahami siapa mereka, bagaimana sifat dan latar belakang mereka serta permasalahan-permasalahan yang sedang mereka dihadapi. Dengan terbuka bersedia mendengarkan setiap keluh kesah , kegalauan, kegagalan ataupun keberhasilan mereka. Tetapi dalam pelaksanaannya masih banyak ketidaksempurnaan yang kami lakukan. Ternyata kami tidak cukup mengenal mereka dengan baik, terkadang kami kurang peka dan kurang perhatian dengan permasalahan yang sedang dihadapi oleh anak-anak kami.

Doa:

Ya Tuhan, ampunilah kami apabila kami sebagai guru kurang mengenal anak-anak kami lebih dekat sehingga kami menjadi kurang peka dan kurang perhatian dengan mereka. mampukan kami untuk lebih setia mendampingi anak-anak kami dalam meraih masa depan mereka. Bimbinglah dan bukakanlah hati kami agar kami dapat lebih mewujudkan kasihmu.

Ratih Nuke Prasanti



“Tetapi dalam kasih setia abadi Aku telah mengasihi engkau Tetapi kasih setia-Ku Tidak akan beranjak dari padamu”

Suster, Bapak Ibu Guru, dan Para Siswa,

Dasar pelayanan pendidikan di Santa Ursula BSD adalah kasih. Kasih yang berasal dari Tuhan sendiri kepada kita semua. Dengan memiliki kasih, kita memiliki kelembutan, kesabaran, penerimaan, kedekatan, keakraban, serta sikap-sikap positif lainnya dalam berelasi. Relasi antara kita, sesama pendidik, tenaga kependidikan, peserta didik, dan kepada jajaran struktural sekolah. Kekuatan kasih akan melahirkan keharmonisan dalam komunitas sehingga saling memberi kekuatan. Kekuatan untuk memberi pelayanan dalam mewujudnyatakan visi dan misi komunitas.

Kenyataanya, ungkapan rasa kasih dan cinta tidak mudah dilakukan. Bahkan, sinyal kasih itu sendiri sulit ditangkap, terutama oleh peserta didik. Apa yang kami lakukan kepada kalian, baik dengan kelemahlembutan, senyuman, teguran, ataupun tindakan nyata yang lebih keras semata-mata dilandasi kasih untuk membentuk kalian menjadi pribadi yang utuh dan cerdas yang siap melayani.

Percayalah! Kami ada di sini untuk kalian karena kami menyadari bahwa dari kalian setiap pribadi sungguh berharga. Kami menyadari bahwa masih ada kelemahan dan kekurangsetiaan dalam mendampingi kalian. Di situlah kami membutuhkan kekuatan. Doakan, supaya kami mampu menjaga energi kasih dengan setia.

Ya Bapa, ampunilah kami yang kurang setia dalam memberi kasih kepada peserta didik kami. Mampukan kami selalu menyadari dan memiliki kasih sehingga mampu membangun Jaring kasih yang terus-menerus dalam mendampingi anak didik kami.


Antonius Yanto

...